Minggu, 28 April 2024
Pelaku Pembunuhan Wanita Tanpa Busana di Kampar Ditangkap, Ini Motifnya | 1.500 CJH Riau Ikuti Launching Senam Haji dan Launching Batik Haji | Sambut Tokoh-tokoh Kampar di Pekanbaru, Pj Bupati Dukung Bagholek Godang Masyarakat Kampar | Polsek Tambang Tangkap Pelaku Narkoba di Depan SPBU Rimbo Panjang | Mantan Bupati Inhil Indra Muchlis Adnan Meninggal Dunia, Pj Gubri Sampaikan Ucapan Duka | Kapolda Riau M Iqbal: Jangan Ada Lagi Diksi Kampung Narkoba di Pekanbaru, Sikat Habis!
 
Politik
Ahok Pilih Jadi Jaksa Agung atau Menkeu dan Tak Tertarik Jabatan Ketua KPK, Ini Alasannya

Politik - - Jumat, 09/02/2024 - 10:30:31 WIB

SULUHRUAU- Politisi Partai PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memilih posisi jaksa agung atau menteri keuangan jika ditawari untuk menduduki jabatan di pemerintahan.

"Kalau Ketua KPK itu kolektif, lu kalau mau angkat gue jadi jaksa agung dong, saya mah gak malu-malu," kata Ahok saat di acara "Ahok is Back" di Jakarta Selatan, Kamis, (8/2/2024).

Ahok menuturkan hal itu usai panelis sekaligus selebgram Young Lex bertanya seandainya Ahok menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Daripada memilih menjadi Ketua KPK, Ahok lebih tertarik menjadi jaksa agung yang nantinya akan membuat daftar rincian harta hingga pajak untuk orang yang ingin diajukan menjadi pejabat.

Selain jaksa agung, Ahok juga lebih memilih menjadi menteri keuangan sebagai posisi yang diinginkannya jika diberi kesempatan untuk menjabat di pemerintahan.

"Cuma dua lah, jaksa agung atau menteri keuangan lah, tapi menteri-menteri diperbaiki dong gajinya," katanya.

Dia menegaskan posisi tersebut hanya menjadi perandaian jika diberi kesempatan untuk memilih jabatan.

Ahok melalui unggahan di akun sosial medianya pada Jumat, 2 Februari 2024, mengumumkan surat pengunduran dirinya dari Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Pengunduran diri ini terkait dengan dukungannya terhadap pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Sebelumnya, Ahok menjadi perhatian karena pernyataannya bahwa Jokowi dan Gibran tidak bisa bekerja. Namun ia menyatakan bahwa video viral itu dipotong konteksnya, sehingga menimbulkan kegaduhan.

Menurut dia, video itu potongan dari percakapannya dengan seorang nenek pendukung Prabowo-Gibran yang yakin mereka bisa meneruskan program Nawacita Jokowi.

Ahok lalu menjelaskan pada perempuan itu bahwa Jokowi yang sudah tidak menjadi presiden tidak bisa lagi bekerja, sedangkan Gibran sebagai wakil presiden juga tidak bisa melanjutkan program itu karena kebijakan di tangan Presiden.

Sumber: Antara/tpc)





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved