Menanti Runtuhnya 'Tembok' Agresi Israel di Gaza Palestina
Rabu, 22 November 2023 - 13:39:19 WIB
SUDAH pekan ke tujuh sejak 7 Oktober 2023, agresi Israel terhadap warga Gaza Palestina telah menelan korban warga Gaza lebih dari 12. 000 jiwa, dan lebih 5.000 diantaranya anak-anak dan 3.000 lebih perempuan. Ribuan yang luka-luka dan hilang tertimbun reruntuhan.
Pun, hingga saat ini belum ada tanda-tanda kapan akan berakhirnya agresi yang sudah sampai pada titik keprihatinan karena krisis kemanusian dialami warga Gaza tersebut.
Saat ini sebagian besar warga dunia menanti gencatan senjata, dan tentu lebih diharapkan diakhiri total penjajahan Israel tarhadap Palestina tersebut.
Tapi sejauh ini, nyaris belum ada pihak manapun yang dapat atau mampu menggunakan otoritas untuk menghentikan agresi brutal zionis Israel terhadap warga Palestina.
Israel terus menggempur Gaza, bahkan meluas hingga hampir ke seluruh wilayah Gaza. Warga Palestina sudah tidak berdaya melawan kebringasan zionis Israel.
Media-media (terutama Timur Tengah) menggambarkan betapa brutal dan bringasnya serangan Israel, rudal-rudal Israel dihentakkan ke pemukiman warga, ke lokasi pengungsi, ambulance pengangkut korban agresi juga dibom Israel.
Begitu pula Mesjid, sekolah, rumah sakit dibombardir hingga tidak berfungsi melayani korban perang. Tidak cukup itu, dokter dan perawat rumah sakit serta jurnalis juga menjadi sasaran bom dari zionis, kendati hal itu dinilai melanggar hukum humaniter internasional.
Dalih Israel membombardir tempat-tempat itu, karena Israel menuduh Pejuang Hamas menjadikan rumah sakit dan kamp pengungsi sebagai tameng berlindung dan melancarkan serangan ke Israel. Tapi tuduhan ini mesih perlu dibuktikan.
Yang terjadi justru warga Gaza dalam kegelapan, listrik mati karena ketiadaan bahan bakar, di malam hari gelap gulita. Tambah lagi minusnya air bersih dan minimnya pangan serta obat-obatan yang sangat dibutuhkan di tengah kepungan Israel di gaza.
Begitu pedih dan perihnya penderitaan warga Gaza saat ini, harus tidur di tempat seadanya, beralas seadanya pula, mau makan kebutuhan tidak terpenuhi. Ketika sakit tidak ada obat dan dokter yang merawat. Anak-anak kehilangan orangtuanya.
Bayi-bayi mestinya dalam incubator harus dikeluarkan karena ketiadaan fasilitas pendukung untuk merawat bayi tampa dosa itu, sehingga bayi-bayi itu hanya menunggu ajal, karena kebidaban zionis Israel.
Atas tindakan tentara zionis terhadap warga Gaza Palestina saat ini, rasanya tiada ada kata yang pantas disematkan untuk menggambarkan perilaku buruk zionis Israel ini.
Salah seorang presenter TV swasta nasional di negeri ini menangis sedih saat membacakan narasi tentang nasib bayi-bayi di gaza yang tinggal menunggu meregang nyawa karena tidak bisa dibantu kelangsungan perawatannya. Na'uzubillah.
Sejumlah analisis pakar Timur Tengah yang disampaikan ke media menilai, apa yang dilakukan Zionis Israel di Gaza merupakan genosida dan masuk dalam tindakan penjahat perang.
Seruan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar dilakukan gencatan diabaikan. Dewan Keamanan (DK) PBB juga telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan jeda dan koridor kemanusiaan yang mendesak dan diperpanjang di seluruh Jalur Gaza untuk memungkinkan pengiriman bantuan dan evakuasi medis, tidak dijalankan Zionis sebagaimana mestinya.
Himbaun sejumlah pemimpin dunia agar Israel menghentikan agresi di Gaza karena sudah menyintuh krisis kemanusiaan, juga diabaikan Israel.
Perdana Menteri Palestina Mahmud Abbas bahkan meminta Presiden Amerika Serikat Jeo Biden (sekutu) Israel turun tangan secara pribbadi guna menghentikan perang di Palestina, ini mengingat makin parahnya kondisi wilayah Gaza, warga gaza terkepung tentara Israel.
Namun, di sisi lain Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kepada media mengatakan, hanya akan ada gencatan senjata sementara sebagai imbalan sebagai pembebasan sandra warga Israel sebagaimana dikutip dari CNNIndonesia.com.
Tentara Israel menganggap seruan itu angin lalu. Sehingga keadaan semakin memprihatinkan. Semakin hari semakin brutal, terakhir Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Dokter, perawat dan petugas lainnya diitimidasi. Mereka diminta untuk mengungsi dari rumah sakit itu yang memang sudah lumpuh total pelayanan kesehatannya sejak awal pekan ini_ rumah sakit itu telah menjadi lokasi pengungsi ribuan warga gaza.
Kita menanti runtuhnya 'tembok' Agresi Israel di Gaza Palestina itu. Diharapkan negara-negara di kawasan lebih serius lagi melakukan penekanan kepada Israel. Pemimpin Dunia harus berupaya menggunakan kekuasaanya semaksimal mungkin untuk mengkhiri 'neraka' di alami warga gaza.
Tidak ada statemen dan anggapan lain di luar upaya menyelamatkan warga Gaza Palestina yang sudah sangat menderita secara fisik dan psikis tambah lagi kini jutaan warga Gaza tersebut dibayangi kelaparan.
Kita berharap Agresi Israel di Gaza Palestina ini segera berakhir. Sehingga tidak semakin parah dan terus melahirkan penderitaan-penderitaan baru yang tak terperikan
. (*)__________
Penulis adalah: Khairullah (Pemred Media Online suluhriau.com yang juga mantan redaktur Harian Riau Mandiri)
Komentar Anda :