Sabtu, 27 April 2024
Sambut Tokoh-tokoh Kampar di Pekanbaru, Pj Bupati Dukung Bagholek Godang Masyarakat Kampar | Polsek Tambang Tangkap Pelaku Narkoba di Depan SPBU Rimbo Panjang | Mantan Bupati Inhil Indra Muchlis Adnan Meninggal Dunia, Pj Gubri Sampaikan Ucapan Duka | Kapolda Riau M Iqbal: Jangan Ada Lagi Diksi Kampung Narkoba di Pekanbaru, Sikat Habis! | Peringatan 78 Tahun TNI AU Masyarakat Riau akan Disuguhi Aneka Atraksi di Lanud Roesmin Nurjadin | SULUHRIAU, Pekanbaru – Ribuan pendaftar calon anggota Polri dari 12 kabupaten/kota memenyhi halama
 
Ekbis
Rusia Cabut dari Proyek di Natuna, Calon Penggantinya Antre!

Ekbis - - Senin, 16/10/2023 - 20:03:43 WIB

SULUHRIAU - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan saat ini terdapat 4-5 perusahaan yang antre untuk menggantikan perusahaan migas Rusia yakni Zarubezhneft di dalam pengelolaan minyak dan gas bumi (migas) Blok Tuna di Kepulauan Natuna.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji. Meski demikian, Tutuka tidak dapat membeberkan secara rinci perusahaan-perusahaan yang dimaksud.

Hanya saja, menurutnya, 4-5 perusahaan tersebut berasal dari dalam dan luar negeri, serta mempunyai pengalaman dan kondisi keuangan yang mumpuni.

"Sisa 4-5. Saya nggak bisa sampaikan karena itu B to B, tapi ada perusahaan cukup kompeten secara finansial maupun teknis, ada dari dalam ada dari luar negeri," kata Tutuka di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (16/10/2023).

Sebelumnya, Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf membeberkan rencana pengembangan Blok Tuna yang dikelola oleh perusahaan asal Inggris Harbour Energy melalui Premier Oil Tuna B.V. saat ini terimbas sanksi Uni Eropa dan Pemerintah Inggris. Pasalnya, mitra mereka di blok tersebut yakni Zarubezhneft berasal dari Rusia.

Oleh sebab itu, Zarubezhneft pun akhirnya memutuskan untuk hengkang dari proyek tersebut. Mengingat Harbour Energy telah diwanti-wanti oleh pemerintah setempat untuk tidak bertransaksi apalagi berpartner dengan perusahaan asal Rusia.

"Sebenarnya Tuna sudah selesai tapi tiba-tiba terjadi konflik, sehingga perusahaan yang berasal dari negara barat, Eropa, UK dari AS itu melakukan sanksi terhadap Rusia jadi mohon maaf apapun transaksi gak dibolehkan apalagi berpartner," ungkap Nanang dalam sebuah diskusi dengan media, Rabu (23/8/2023).

Meski begitu, Nanang menyebut saat ini sudah ada calon investor yang minat untuk masuk menggantikan Zarubezhneft di Blok Tuna. Setidaknya sudah ada belasan calon investor yang antri untuk masuk.

"Banyak yang mau belasan. Jadi yang antri itu belasan nah yang pusing Harbour ini memilih mana yang cocok. Untuk itu kita doakan saja agar segera selesai karena PoD ada tinggal eksekusi," katanya.

Sebagaimana diketahui, Blok Tuna sendiri dioperatori oleh perusahaan asal Inggris Harbour Energy melalui Premier Oil Tuna B.V.

Sementara Zarubezhneft sendiri merupakan perusahaan migas milik pemerintah Rusia yang memegang hak partisipasi sebesar 50% di Blok Tuna melalui anak usahanya, ZN Asia Ltd.

Sumber:  NCBC Indonesia.com






 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved