Jum'at, 29 Maret 2024
Menguak Misteri Lailatul Qadar | Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan
 
Religi
OPINI
LGBT, Memilah Perbuatan dan Pelakunya

Religi - - Sabtu, 18/02/2023 - 20:38:35 WIB

MEMAHAMI mereka yang berbeda bukanlah hal mudah, terlebih memahami adanya komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).

Rasanya perbedaan itu terlalu jauh. sepertinya mereka sangat asing, sesuatu yang tidak terjangkau imajinasi manusia normal.

Islam adalah agama kemanusiaan, agama yang memanusiakan manusia, maka cara menyikapi orang-orang yang berbuat maksiat itu adalah dengan membedakan antara perbuatan dan orangnya.

Apa itu LGBT

Siapa mereka? Mengapa mereka berbeda? Apakah mereka menyalahi kodrat? Ada segudang pertanyaan di kepala kita. Namun rasanya segan untuk bertanya.

Jarak kita dengan mereka semakin merenggang karena banyaknya informasi simpang siur yang tidak tahu pasti kebenarannya. Mereka salah, mereka sengaja memilih ‘jalan hidup LGBT’ dan tidak perlu dekat dengan mereka.

Berkaitan dengan studi komunitas LGBT, mesti harus dapat membedakan memahami bahasan tentang orientasi seksual, yang kemudian akan mengantarkan pada beberapa jenis atau variasi tentang berbagai macam orientasi seksual yang ada pada diri manusia, antara lain; Pertama, orientasi seksual yang bersifat heteroseksual (hetero); Kedua, orientasi seksual yang bersifat homoseksual (homo); Ketiga, orientasi seksual yang bersifat biseksual (bisek); dan Keempat, orientasi seksual yang bersifat aseksual (asek).

Dari berbagai jenis orientasi seksual tersebut, heteroseksual mempunyai pengertian tatkala seseorang tertarik pada lain jenis (laki-laki tertarik pada perempuan ataupun sebaliknya).

Dinamakan homoseksual tatkala seseorang tertarik pada sesama jenisnya (laki-laki tertarik pada laki-laki, atau sebaliknya perempuan tertarik pada perempuan (yang lazim disebut gay).

Sedangkan biseksual, tatkala seseorang mempunyai orientasi seksual ganda, dalam arti ia tidak hanya tertarik pada lawan jenis, melainkan pula (disaat yang bersamaan) tertarik pada sesama jenis.

Adapun aseksual, yakni tatkala seseorang tidak mempunyai orientasi seksual, karena ia sama sekali tidak tertarik pada lawan maupun sesama jenisnya. (https://www.kompasiana.com/memanusiakan-komunitas-lgbt?)

Penyebab LGBT

LGBT dianggap muncul atas perpaduan antara genetik, hormonal, serta faktor sosial. Kondisi hormonal yang dimaksud tersebut dapat dipengaruhi kondisi ibu mengandung yang mengalami stres, obat-obatan yang dikonsumsi selama mengandung, hingga sistem imun ibu.

Sementara itu, yang dimaksud faktor sosial, misalnya peristiwa traumatis, tidak adanya sosok ayah yang menjadi role model bagi anak laki-laki, dan tidak ada sosok ibu bagi anak LGBT.

Kenapa Membenci Mereka?

Semua memahami bahwa LGBT tidak bisa diterima dalam kondisi masyarakat yang agamis. Dari sudut pandang ‘normal’, perilaku LGBT sangat asing dan dirasa sangat tidak pantas, bahkan menjijikan.

Rasanya tidak nyaman sekali melihat dua pria dewasa bergandengan tangan mesra atau melihat dua perempuan yang saling berangkulan di mana salah satunya berambut cepak dan terlihat seperti pria.

Interpretasi mayoritas agama yang ada di Indonesia tidak bisa memberi ruang untuk perilaku LGBT. Masyarakatpun berusaha memarginalisasi LGBT karena  tidak ingin anak mereka tertular pergaulan bebas mereka.

Semua tidak ingin perilaku LGBT menjadi wajar dan akhirnya semakin banyak orang yang menjadi LGBT.

Terkait dengan perbedaan tatanan nilai masyarakat dengan LGBT saat ini, agaknya masyarakat perlu mengevaluasi diri sebelum menanamkan kebencian yang begitu besar terhadap mereka.

Satu hal yang perlu diingatkan kepada diri masing-masing adalah bahwa semua perlu berusaha mengenal mereka sebelum menghujat. Berusaha merangkul mereka sebelum mendiskriminasi. Karena jika berniat mengubah mereka, bagaimana mungkin perubahan itu terjadi kalau kita sudah menjauhinya atau bahkan menghinanya?.

Membedakan Perbuatan dan Pelakunya

Islam tegas mengharamkan hubungan seksual sejenis yang tidak sah. Laki-laki dengan laki-laki, atau perempuan dengan perempuan, hubungan sejenis seperti itu diharamkan dalam Islam. Hal ini menjadi kesepakatan semua ulama, tidak ada perselisihan terkait hal ini.

Maka, menghadapi isu LGBT perlu mencermati bahwa sebagaimana keharaman perbuatan yang lain seperti maksiat, minum-minuman keras, berjudi, dan sebagainya. Dulu, ada pandangan mereka yang melakukan maksiat seperti itu dihukum dengan hukuman fisik.

Misalnya, pencuri dipotong tangannya atau dicambuk atau dirajam, hal-hal yang sifatnya fisik. Namun dalam perkembangannya ada perubahan perlakuan hukuman yang diberikan kepada mereka para pelaku kejahatan tersebut.

Islam adalah agama kemanusiaan, agama yang memanusiakan manusia, maka cara menyikapi orang-orang yang berbuat maksiat itu adalah dengan membedakan antara perbuatan dan orangnya. Jadi dalam Islam, yang harus dihindari, yang harus dijauhi itu perbuatan maksiatnya.

Sementara pelakunya, mereka adalah manusia yang harus diberikan kasih sayang dan dijaga harkat dan martabatnya.

Justru mereka harus dirangkul karena mungkin tersebab kekhilafan atau satu dua hal jadi melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan agama.

Jadi, menyikapi hal ini, perbuatan yang harus dihindari tapi manusianya harus tetap dijaga martabat dan derajatnya.

________
*Penulis adalah Abdul Wahid, Ka Subbag Tata Usaha Kantor Kemenag Kota Pekanbaru (Isi tulisan sepenuhnya tanggungjawab penulis)





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved