Ungkap Sebab PNS Wanita Meninggal di Basement Kantor DPRD Riau, Polisi: Murni Bunuh Diri
Jumat, 16 September 2022 - 20:43:21 WIB
|
Polresta Pekanbaru ekspos kasus meninggalnya ASN di Basement Kantor DPRD Riau.
|
SULUHRIAU, Pekanbaru- Pihak Polresta Pekanbaru mengungkap hasil penyidikan temuan PNS wanita yang meninggal di basement gedung DPRD Pekanbaru.
Polisi menegaskan, meninggalnya PNS Pemprov Riau bernama Fitri itu murni karena bunuh diri.
Hal itu disampaikan Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Pria Budi, Jumat (16/9/2022). Dikatakan, berdasarkan hasil semua keterangan saksi dan analisis CCTV, serta hasil autopsi, bahwa korban meninggal akibat bunuh diri.
"Disimpulkan bahwa, hasil semua keterangan saksi dan analisis bukti-bukti dan hasil autopsi, murni gantung diri," kata Pria Budi dalam ekspos kasus ini.
Pria Budi mengungkapkan, hasil autopsi sendiri menjelaskan bahwa ditemukan tanda kekerasan tumpul yang menyebabkan korban meninggal dunia.
Pria Budi juga menegaskan, sejauh ini sudah sebanyak 28 saksi yang sudah diperiksa terkait kasus ini.
"Jadi kesimpulannya berdasarkan semua saksi dan penyelidikan, korban murni bunuh diri (bukan korban pembunuhan)," pungkasnya.
Petugas kepolisian juga menemukan barang bukti seperti baju korban, handphone korban, serta beberapa benda yang berada di mobil korban.
Sempat Foto Selfi dengan Anaknya
Ada beberapa fakta terkait penemuan mayat PNS ini. Kasatreskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Andrie Setiawan menjelaskan, korban ternyata sempat melakukan foto selfie dan dikirimkan kepada seorang temannya beinisial AM yang berada di Kepulauan Riau.
Kata Andrie, ditemukan beberapa fakta dari hasil analisis handphone milik korban yang masih berada di dalam mobil.
"Setelah dianalisis handphone, korban sempat melakukan foto atau selfie dan dikirimkannya kepada temannya berinisial AM pada hari Jumat pukul 13.10 WIB. Foto sendiri tersebut menampakkan korban yang hendak melakukan bunuh diri," ujar Andrie.
Tidak hanya itu, pada pukul 14.40 WIB, korban juga sempat mengirimkan sebuah pesan kepada anaknya yang berisikan permohonan maaf.
"Kemudian pukul 14.14 Wib, dari nomor hand phone korban mengirimkan pesan WhatsApp kepada anak korban yang mana pesan tersebut berisikan permohonan maaf dari korban itu sendiri," ungkapnya.
Masih berdasarkan fakta yang didapat dari handphone, korban juga sempat berkeluh kesah dengan saksi berinisial MF yang diduga merupakan guru spiritualnya.
"Korban juga sempat berkeluh kesah dengan saksi berinisial SM seperti melakukan ruqyah. Semua itu terekam berdasarkan hasil analisis handphone korban," jelasnya.
Korban juga sempat berkomunikasi dengan suami sirinya berinisial F dengan bentuk ancaman-ancaman bahwa korban akan melakukan bunuh diri.
"Ditemukan juga saksi lain inisial F dan korban memberikan ancaman-anacaman yang mengarah kepada bunuh diri. Saksi yang diperiksa sebanyak 28, mulai dari lingkungan pekerjaan di tempat korban, keluarga korban, kantor DPRD, serta saksi umum," pungkasnya Kasatreskrim. (src,rpc)
Komentar Anda :