Senin, 23 September 2024 Nomor Urut Ditetapkan, Muflihun-Ade No 1, Insiati Ayus-Taufik No 2, IDAMAN No 3, PATEN No 4 dan AMAN 5 | Tertangkap Tangan Curi Trafo PLN, Dua Warga Pekanbaru Diamankan Polisi di Desa Baru | Memenuhi Syarat, KPU Kampar Tetapkan 4 Pasangan Calon Bupati- Wakil Bupati | KPU Riau Tetapkan 4.827.022 DPT Pilgub 2024 | Penuhi Syarat, KPU Riau Resmi Tetapkan 3 Pasang Calon Pilgubri 2024 | Calon Peserta Pilkada Ditetapkan, Enam Kepala Daerah Kabupaten/Kota Dijabat Pjs, Siapa Saja Mereka?
 
 
☰ Sosial Budaya
KOLOM
Pawang Hujan
Selasa, 22 Maret 2022 - 07:33:36 WIB
 Abdul Wahid

SEBAGIAN orang percaya bahwa turunnya hujan merupakan penanda datangnya rezeki.

Akan tetapi, dalam kondisi tertentu, turunnya hujan terkadang justru dihentikan oleh seseorang yang disebut pawang hujang. Benarkah Sang Pawang mampu menghentikan hujan?

Adalah Rara Istiani Wulandari, Perempuan kelahiran Jayapura, Papua, pada 22 Oktober 1983 itu kini benar-benar menjadi terkenal.

Pekerjaannya dianggap hal klenik dan sangat disayangkan ditampilkan di pagelaran bertaraf Internasional yaitu MotoGP Mandalika.

Namun dipuji media asing dan akun MotoGP atas aksinya melakukan ritual menangkal hujan. Rara sebagai pawang hujan Mandalika turut menjadi sorotan utama di Pertamina Grand Prix of Indonesia, nama resmi MotoGP Mandalika, selain para pebalap yang bertanding.

Dalam wikipidia disebutkan Pawang Hujan adalah sebutan untuk seseorang dalam masyarakat Indonesia yang dipercaya memiliki ilmu gaib dan dapat mengendalikan hujan atau cuaca.

Umumnya, pawang hujan mengendalikan cuaca dengan memindahkan awan. Jasa pawang hujan biasanya dipakai untuk acara-acara besar seperti perkawinan, konser musik dan banyak lagi.

 Istilah pawang hujan sudah dikenal sejak dahulu kala, bahkan sudah ada sejak zaman manusia purba. Dahulu kala, pawang hujan atau disebut shaman ini tugasnya tidak hanya memanggil atau menghentikan hujan, tetapi juga menjadi tabib atau mengobati orang sakit. Seiring berkembangnya zaman, pawang hujan mulai tak lagi mendapat tempat.

Kini, prediksi hujan lebih banyak menggunakan sains, dan dikendalikan oleh lembaga seperti badan meteorologi.  

Menurut jurnal Objek-Objek Dalam Riwayat Penangkal Hujan oleh Imaniar Yordan Christy, tradisi tolak hujan juga dikenal dalam tradisi Kejawén (Jawa).

Ritual dilakukan dengan mendirikan sapu lidi yang ditusukkan cabai dan bawang merah dengan diiringi doa. Kemudian dikutip dari tulisan berjudul Tradisi Nyarang Hujan Masyarakat Muslim Banten (Studi di Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang), ritual terkait hujan ini sudah berlaku turun temurun.

Saking lamanya, tidak diketahui sejarah awal tradisi yang terus berakar hingga sekarang.
Munculnya tradisi ini merupakan bagian dari ihtiar manusia selaku makluk  berusaha membangun komunikasi dengan alam yang memiliki celah tiadanya kepastian.

Karena adanya hajat hidup manusia yang mengundang banyak orang. Agenda tersebut diharapkan bisa berlangsung dengan baik dan lancar, tanpa ada gangguan termasuk turunnya hujan.

Dalam tradisi ini, peran pawang hujan bukanlah menolak hujan, akan tetapi memindahkan atau menunda datangnnya hujan.

Pekerjaan sang pawang ini bukan tanpa tantangan, karena disaat dia bertugas selain mengamankan lokasi dari datangnya hujan, juga harus berhadapan dengan pawang hujan lain yang mungkin sekedar iseng mengganggu, atau sengaja melakukannya karena diminta untuk menggagalkan suatu acara dengan hujan.

Keberadaan pawang hujan ini bukan hanya di Indonesia, tapi juga ada di negara Asia lainnya, bahkan Eropa, Amerika, dan Afrika.

Jepang

Untuk menolak hujan mereka mempercayai boneka putih yang digantung di jendela. Boneka itu disebut teru-teru bozu. Boneka ini sudah digunakan sejak zaman dahulu sebagai penangkal hujan di Jepang.

Teru teru bozu adalah boneka tradisional Jepang yang terbuat dari kertas atau kain putih yang digantung di tepi jendela dengan menggunakan benang. Jimat ini diyakini memiliki kekuatan mendatangkan cuaca cerah dan menghentikan atau mencegah hujan. Dalam bahasa Jepang, teru adalah kata kerja yang berarti "bersinar" atau "cerah", dan bozu dapat berarti bhiksu.

Thailand

Thailand juga memercayai adanya ritual penghentian hujan. Biasanya, mereka akan menggunakan serai dan seorang gadis perawan sebagai penghalau hujan.

Masyarakat setempat akan menancapkan sebatang serai ke tanah dan meminta gadis perawan berdoa supaya hujan dapat segera berhenti. Beberapa sejarawan sudah mengakui keampuhan ritual ini setelah menyaksikannya secara langsung.

Ritual ini dipercaya dapat menangkal awan badai, sehingga cuaca dapat menjadi jauh lebih cerah. Bahkan, masyarakat Thailand yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi dan paham teknologi juga ikut melakukan ritual ini.

Eropa, Amerika dan Afrika

Selain di Asia, masyarakat Amerika dan Eropa tercatat pernah menggunakan jasa pawang hujan pada beberapa acara bergengsi. Pada 2018, rumah mode asal Perancis, Louis Vuitton, pernah menyewa pawang hujan asal Brasil untuk membantu kelancaran peragaan busana di Rio de Janeiro dan Kyoto, yang dilakukan diluar ruangan.

Hal serupa juga dilakukan Festival Teater Ibero-Amerika, yang menghadirkan ratusan perusahaan teater, grup tari, dan musisi dari beberapa negara keKolombia.


Apa yang dilakukan pawang hujan, adalah pembuktian kelemahan dan kepercayaan manusia terhadap Tuhan, sebagai Penguasa Tunggal Alam ini.

___________
Penulis adalah Kepala Subbag Tata Usaha Kemenag Kota Pekanbaru. [Isi tulisan ini sepenuhnya tanggung jawab penulis]




 
Berita Lainnya :
  • Nomor Urut Ditetapkan, Muflihun-Ade No 1, Insiati Ayus-Taufik No 2, IDAMAN No 3, PATEN No 4 dan AMAN 5
  • Tertangkap Tangan Curi Trafo PLN, Dua Warga Pekanbaru Diamankan Polisi di Desa Baru
  • Memenuhi Syarat, KPU Kampar Tetapkan 4 Pasangan Calon Bupati- Wakil Bupati
  • KPU Riau Tetapkan 4.827.022 DPT Pilgub 2024
  • Penuhi Syarat, KPU Riau Resmi Tetapkan 3 Pasang Calon Pilgubri 2024
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Nomor Urut Ditetapkan, Muflihun-Ade No 1, Insiati Ayus-Taufik No 2, IDAMAN No 3, PATEN No 4 dan AMAN 5
    02 Tertangkap Tangan Curi Trafo PLN, Dua Warga Pekanbaru Diamankan Polisi di Desa Baru
    03 Memenuhi Syarat, KPU Kampar Tetapkan 4 Pasangan Calon Bupati- Wakil Bupati
    04 KPU Riau Tetapkan 4.827.022 DPT Pilgub 2024
    05 Penuhi Syarat, KPU Riau Resmi Tetapkan 3 Pasang Calon Pilgubri 2024
    06 Calon Peserta Pilkada Ditetapkan, Enam Kepala Daerah Kabupaten/Kota Dijabat Pjs, Siapa Saja Mereka?
    07 Ditetapkan KPU, Lima Paslon Wako-Wawako Pekanbaru Sah Maju di Pilwako 2024
    08 Jelang Masa Akhir Tahapan Pemilu 2024, KPU Riau Gelar FGD Penyusunan Laporan Evaluasi
    09 Pastikan Keamanan Penetapan Paslon Bupati-Wabup, Kapolres Kampar Cek Kesiapan di KPU
    10 Dua Alumni SMA Olahraga Riau Atlet Ski Air Sabet 1 Emas dan 1 Perak di PON 2024
    11 Bupati NatunaTerima Penghargaan Inovasi Membangun Negeri 2024 dari tvOne
    12 Sebanyak 24 Pemilik Sasana Tinju di Kota Pekanbaru Dukung Edy-Bibra
    13 Sadis, Pelaku Sekap Gadis Penjual Goreng dengan Mulut Tertutup Dibawa ke Atas Bukit, Diperkosa dan Dikubur
    14 Dimangsa, Kepala Kakek 68 Tahun di Rohil Ditemukan Dalam Perut Buaya
    15 Kapolda Apresiasi Cipayung Plus Riau Dukung Pilkada Damai-Gembira 2024
    16 Disergap Satnarkoba Polres Kampar, Warga Muara Jalai tidak Berkutik
    17 Bersama Personil TNI, Lapas KLS IIB Pasir Pengaraian Lakukan Perawatan Senjata Api
    18 Gedung Tiga Dinas di Komplek Perkantoran Pemko Pekanbaru Tenayan Raya Terbakar Hebat
    19 Tim Formatur Hasil Kongres II SMSI Rampungkan Penyusunan Kepengurusan Periode 2024-2029
    20 Kapolres Kampar Gelar Coffee Morning dengan KPU-Bawaslu serta Papaslon Bupati- Wakil Bupati Kampar
    21 Solusi Tuntaskan Stunting, Pemrov Riau Jamin Ketersediaan Air Bersih dan Sanitasi yang Baik Bagi Warga
    22 Hafit Syukri: Pasangan Indah Sangat Cocok Pimpin Rohul
     
    Redaksi | Indeks Berita
    Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik
    © SuluhRiau.com | Pencerahan Bagi Masyarakat