Ketum KNPI Haris Pertama Dianiaya OTK, Sudah Buat Laporan ke Polisi
Senin, 21 Februari 2022 - 18:06:34 WIB
|
Ketum KNPI Haris Pertama diserang orang tidak dikenal di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (21/2/2022). Foto: Twitter @Furqanjurdi1
|
SULUHRIAU- Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama diserang orang tidak dikenal (OTK) di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (21/2/2022).
Akibat peristiwa penganiayaan yang menggunakan benda tumpul berupa batu dan kayu itu, Haris mengalami luka lebam dan luka robek pada bagian wajahnya.
“Setelah turun dari mobil dihajar dan dipukul oleh orang tidak dikenal lebih dari tiga orang pakai batu dan kayu, diduga sudah diikuti sejak dari rumah, pada saat di parkiran rumah makan Cikini, orang tersebut menghajar dengan batu dan benda tumpul lainnya,” kata Haris dalam keterangan tertulis.
Setelah memukuli, lanjut Haris, orang yang belum diketahui identitasnya itu kabur menggunakan sepeda motor.
“Karena pelipis robek dan kepala harus dijahit saya langsung ke IGD RSCM Kencana,” pungkas Haris.
Lebih lanjut, Haris menyampaikan peristiwa penganiayaan yang menimpanya itu. Saat ini telah dilaporkan ke Polsek Menteng, Jakarta pusat.
Menurut informasi, pada Selasa (22/2/2022) atau besok Haris dijadwalkan menjadi saksi kasus dugaan ujaran kebencian dengan terdakwa pegiat media sosial Ferdinand Hutahaen di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Menyikapi hal ini,
Ketua Umum Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Wanto Sugito mengutuk kekerasan fisik yang menimpa Ketum KNPI Haris Pertama.
“Kekerasan yang dilakukan secara berkelompok itu tidak hanya mencederai hukum, tetapi juga mengancam keselamatan warga yang bersangkutan dan merusak tatanan demokrasi jika bermotif politik karena perbedaan pendapat.
Saya rasa pihak kepolisian harus segera tangkap pelakunya dan tentu otak di balik penganiayaan itu apa pun motifnya,” ujar Wanto yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) itu.
Politikus muda PDI Perjuangan yang akrab disapa Bung Klutuk itu menegaskan jika motifnya hanya karena perbedaan pandangan dalam alam demokrasi saat ini tentu sangat tidak dibenarkan kalau kekerasan menjadi jalan keluar.
“Pancasila sebagai ideologi sebuah bangsa jelas menawarkan musyawarah untuk menyelesaikan segala persoalan bukan kekerasan. Bung Karno mengatakan jika rukun kita menjadi kuat. Kuat karena bersatu, bersatu karena kuat,” kata aktivis 98 lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Sumber: Sindonews.com
Editor: Khairul
Komentar Anda :