Minggu, 22 September 2024 Pastikan Keamanan Penetapan Paslon Bupati-Wabup, Kapolres Kampar Cek Kesiapan di KPU | Pj Gubri Terima Audiensi Investor dari Enam Negara, Ajak Berinvestasi di Bumi Lancang Kuning | Pj Gubernur Riau Audiensi Tim Kementerian dan Lembaga Kemenko Marves RI | Pj Gubri Perbaiki Sejumlah Ruas Jalan di Pekanbaru, Pj Wako dan Tokoh Masyarakat Ucapkan Terima Kasih | Pj Gubernur Riau Tinjau Empat Ruas Jalan di Kota Pekanbaru | Pj Gubernur Riau Serahkan SK kepada 173 PPPK Guru di Rohil
 
 
☰ Sosial Budaya
Kolom
Pancasila di Tengah Kepungan Ideologi Komunis yang Seksi
Sabtu, 02 Oktober 2021 - 06:31:09 WIB
Rakkay Guntur pembubaran PKI pada 1965.

SULUHRIAU- Komunisme  adalah sebuah ideologi baik ideologi dalam bidang politik maupun dalam bidang ekonomi.

Tapi kalau hari ini ideologi komunisme tersebut tampak lebih menonjol  dalam bidang politik di mana kekuasaan  dipusatkan dan terpusat pada salah satu partai saja seperti Partai Komunis China (PKC).

Di sana segala hal yang menyangkut kehidupan politik diatur dan dikendalikan oleh segelintir orang saja yang duduk dalam elit atau politbiro partai.

Tapi dalam bidang ekonomi, China memang sudah  meliberalisasikan dirinya dengan mengakui kepemilikan dan hak-hak pribadi serta memberikan kebebasan yang cukup luas kepada para pelaku pasar untuk bersaing. Alhasil, di China saat ini sangat  banyak bermunculan orang2 kaya baru seperti jackma dll. Tetapi sudah mucul berbagai orang kaya. Dan kekayaan mereka pun diakui dan dilindungi  oleh negara padahal komunisme itu berazaskan pada jargon: Sama Rata dan Sama Rasa.

Namun, meski banyak yang sudah warga China yang kaya raya, jangan sekali-kali mereka  mencoba untuk  melakukan hal-hal yang terkesan  menentang kebijakan pemerintah. Dan kalau mereka nekad melakukannya maka dia secara politik  bersiko menghadapi persoalan sangat besar.

Jadi dengan demikian sebenarnya  idiologi komunisme dalam bidang ekonomi itu sampai kini masih dan nyata di China. Sebab, di sana pemerintah secara makro ekonomi masih memainkan peranan yang sangat dominan di dalam menentukan arah dan warna terhadap pasar dan para pelakunya.

Memang, dengan komunisme gaya baru ini China tampak sangat berhasil dalam membuat dunia terpesona. Ini karena China telah berhasil menjadikan dirinya ----dari perspektif PDB-- menjadi salah satu dari dua raksasa ekonomi dunia di samping Amerika Serikat.

Hal tersebut tentu saja telah membuat idiologi komunisme sekarang ini  menjadi sebuah idiologi yang seksi. Apalagi bila melihat dan membandingkan dengan bagaimana bobroknya praktik dari idiologi liberalisme kapitalisme serta ketidak mampuannya memberi harapan bagi terciptanya keadilan dan pemerataan ekonomi.

Tetapi meskipun demikian kita sebagai bangsa jelas tetap tidak bisa menerima kehadiran idiologi komunisme di negeri.

Mengapa?  Ini karena kita sebagai bangsa sudah punya ideologi sendiri yang disebut dengan ideologi Pancasila di mana sila pertamanya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu sebuah sila yang sangat dibenci dan dimusuhi oleh idiologi komunisme. Sila ini memang sangat dibenci kaum komunisme karena mereka melihat agama itu adalah sebagai candu yang memang enak untuk dinikmati, tapi dalam jangka waktu tertentu kata mereka dia akan merontokkan tubuh dari orang yang menghisap dan mengkonsumsinya.

Jadi, yang namanya  idiologi komunisme  akan tetap melihat agama itu tidak baik dan akan merusak masyarakat dan  rakyat luas.  Oleh karena itu mereka telah menjadikan agama sebagai musuh terbesar bagi idiologi mereka.

Pandangan-pandangan  seperti ini sekarang di negeri kita juga  sudah banyak menyebar, diterima, dan tertanam di kalangan rakyat. Tidak hanya di kalangan rakyat miskin tapi juga di kelompok orang-orang kaya dan terdidik. Kenyataan seperti ini tentu jelas sangat kita sayangkan karena hal ini jelas amat berbahaya. Ujung akhirnya nanti jelas hanya akan mengancam persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa.

Bahkan pun kalau seandainya faham ini terus berkembang dan tidak terkendalikan, maka tidak mustahil eksistensi bangsa ini akan terancam. Untuk itu mereka telah berusaha untuk merebut kekuasaan dan simpati melalui cara-cara yang konstitusional atau semi konstitusional. Dan, bila mereka sudah menganggap dirinya benar-benar siap maka mereka akan hadir dalam kekuatan politik dan ekonominya. Mereka tentu saja akan terus berusaha untuk mencengkramkan tangan dan kakinya semakin lebih kuat lagi.

Untuk itu, mereka tentu saja tidak akan segan-segan memberi dukungan kepada komunis internasional melakukan tindakan-tindakan repressif dan membungkam serta memasung demokrasi yang ada hari ini di negeri ini.

Bila ini yang terjadi maka tentu suatu hal yang sangat menyedihkan. Nasib kita sebagai umat beragama terutama umat Islam jelas akan sangat mengenaskan. Ini karena yang menjadi musuh utama bagi komunisme tentu  adalah agama yang tidak hanya mengatur hubungan antara manusia  dengan Tuhan, tapi juga  mengatur kehidupan publik.

Dan agama yang seperti itu tentu adalah jelas agama Islam. Ini karena banyak agama di dunia ini seperti kita ketahui  hanya mengurusi masalah hubungan antara manusia dengan Tuhan saja, sementara masalah di luar itu menurut mereka menjadi tanggung jawab negara atau pemerintah (sekulerisme).

Jadi idiologi komunisme yang harus kita waspadai ini adalah sebuah idiologi yang kini telah melakukan metamorfisis. Kalau dahulu idiologi komunisme dengan konsep sama rata sama rasanya menjadi sebuah idiologi yang sangat ditakuti oleh para orang kaya karena jelas kekayaan mereka akan diambil dan akan disita oleh negara, namun sekarang idiologi komunisme tidak lagi akan mengancam mereka.

Bahkan akan bisa membantu mereka untuk semakin besar dan membesar sehingga kita lihat idiologi komunisme hari ini tidak saja digandrungi oleh orang-prang yang miskin dan oleh elemen-elem masyarakat yang termarginalkan. Dan juga akan digandrungi juga oleh orang-orang yang terdidik serta juga oleh para konglomerat.

Komunisme masa kini malah bisa merea tunggu karena kehadiran idiologi ini membuat kekayaan dan hidup mereka tidak akan terancam asal saja mereka mau menyesuaikan diri dan beradaptasi. Dan ini tak rumit karena mereka itu hanya menyesuaikan diri dengan keinginan dan ketentuan-ketentuan dari partai saja.

Hal ini bagi anak-anak bangsa yang masih punya idealisme, jelas menjadi sebuah tantangan dan kerisauan tersendiri. Kita ingin menjadikan bangsa dan negara kita untuk menjadi negara maju. Namun kita ingin maju sesuai dengan karakteristik dan identitas kita sebagai bangsa yang menjunjung tinggi lima sila dalam Pancasila.

Pancasila jelas  kita yakini akan bisa menghantarkan kita menjadi bangsa yang terhormat. Ideologi Pancasila kita meletakkan manusia pada tempatnya semestinya sebagai hamba Tuhan dan sebagai makhluk sosial yang menghormati nilai-nilai dari ajaran agama (yang itu jelas sangat ditentang dan tidak disukai oleh idiologi komunisme).

Oleh karena itu tidak ada pilihan bagi kita kecuali satu: yaitu melawan dan mengenyahkan idiologi komunisme dari negeri ini. Kita ingin menjadikan negara kita menjadi negara maju tapi dengan disinari oleh sila-sila yang ada dalam pancasila yang sudah merupakan keyakinan dan kepercayaan kita sebagai bangsa.

Semoga cita-cita kita untuk itu bisa tercapai dan  mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa. (*)

Penulis: KH dr Anwar Abbas, Wakil Ketua Umum MUI dan Ketua PP Muhammadiyah [Republika.co.id]



 
Berita Lainnya :
  • Pastikan Keamanan Penetapan Paslon Bupati-Wabup, Kapolres Kampar Cek Kesiapan di KPU
  • Dua Alumni SMA Olahraga Riau Atlet Ski Air Sabet 1 Emas dan 1 Perak di PON 2024
  • Bupati NatunaTerima Penghargaan Inovasi Membangun Negeri 2024 dari tvOne
  • Sebanyak 24 Pemilik Sasana Tinju di Kota Pekanbaru Dukung Edy-Bibra
  • Sadis, Pelaku Sekap Gadis Penjual Goreng dengan Mulut Tertutup Dibawa ke Atas Bukit, Diperkosa dan Dikubur
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Pastikan Keamanan Penetapan Paslon Bupati-Wabup, Kapolres Kampar Cek Kesiapan di KPU
    02 Dua Alumni SMA Olahraga Riau Atlet Ski Air Sabet 1 Emas dan 1 Perak di PON 2024
    03 Bupati NatunaTerima Penghargaan Inovasi Membangun Negeri 2024 dari tvOne
    04 Sebanyak 24 Pemilik Sasana Tinju di Kota Pekanbaru Dukung Edy-Bibra
    05 Sadis, Pelaku Sekap Gadis Penjual Goreng dengan Mulut Tertutup Dibawa ke Atas Bukit, Diperkosa dan Dikubur
    06 Dimangsa, Kepala Kakek 68 Tahun di Rohil Ditemukan Dalam Perut Buaya
    07 Kapolda Apresiasi Cipayung Plus Riau Dukung Pilkada Damai-Gembira 2024
    08 Disergap Satnarkoba Polres Kampar, Warga Muara Jalai tidak Berkutik
    09 Bersama Personil TNI, Lapas KLS IIB Pasir Pengaraian Lakukan Perawatan Senjata Api
    10 Gedung Tiga Dinas di Komplek Perkantoran Pemko Pekanbaru Tenayan Raya Terbakar Hebat
    11 Tim Formatur Hasil Kongres II SMSI Rampungkan Penyusunan Kepengurusan Periode 2024-2029
    12 Kapolres Kampar Gelar Coffee Morning dengan KPU-Bawaslu serta Papaslon Bupati- Wakil Bupati Kampar
    13 Hafit Syukri: Pasangan Indah Sangat Cocok Pimpin Rohul
    14 KPU Kampar Gelar Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan DPT Pilkada Serentak 2024
    15 Hukum Bank ASI Dalam Presfektif Hukum Islam
    16 11 Hari Pelarian, Pelaku Pembunuhan Gadis Penjual Goreng Akhirnya Ditangkap dan Digelandang Polisi
    17 KPU Kampar Gelar Rakor Persiapan Tahapan Kampanye dan Dana Kampanye Pilkada 2024
    18 DPRD Riau Periode 2024-2025 Bentuk 8 Fraksi, PPP dan PAN Bergabung
    19 HPN Tahun 2025 Ditetapkan di Provinsi Riau
    20 FKUB Pekanbaru Sambut Hangat Silaturrahmi Bapaslon Wako-Wawako IDAMAN
    21 KPU Riau Gelar Rakor Persiapan Kampanye dan Pengelolaan Dana Kampanye
    22 Digelar di MIN 3, Kasubbag TU Kemenag Buka Lomba Final Tahfizh Al-Qur’an Juz 30 Tingkat MI Se Pekanbaru
     
    Redaksi | Indeks Berita
    Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik
    © SuluhRiau.com | Pencerahan Bagi Masyarakat