BEM UI Kritik Jokowi King of Lips Service, Din Syamsuddin: Rektorat UI Jangan Represif
Selasa, 29 Juni 2021 - 09:38:50 WIB
SULUHRIAU- Guru Besar FISIP UIN Jakarta Prof Din Syamsuddin menilai sikap Rektorat Universitas Indonesia berlebihan saat memanggil mahasiswanya yang mengkritik Presiden Jokowi sebagai The King of Lips Service.
Din mengatakan, sudah sewajarnya mahasiswa atau anak muda bersikap kritis terhadap perkembangan sosial politik negara, sikap ini biasa ditumbuhkan di kampus.
"Maka seyogyanya Rektorat UI tidak menyikapi sikap BEM UI secara represif dan otoriter. Begitu pula, pihak yang tidak setuju dengan pandangan BEM UI, sebaiknya ajukan argumen dan fakta tandingan," kata Din, Selasa (29/6/2021).
Din juga menyebut kritik yang dilontarkan BEM UI ini sebenarnya adalah pandangan banyak orang terhadap pemerintahan hari ini.
"Pandangan BEM UI sebenarnya pandangan banyak orang. Namun, BEM UI memiliki keberanian moral untuk menyuarakannya. Hal itu harus dipuji, apalagi jika pandangan itu disertai bukti atau argumentasi. Itu sikap intelektual sejati," ujarnya.
Sebelumnya, BEM UI memberikan kritikan tajam kepada Presiden Joko Widodo dengan menjuluki Jokowi sebagai "King of Lip Service".
Kritikan ini dibagikan di akun media sosial BEM UI, baik di Twitter maupun Instagram. BEM UI menyoroti berbagai janji Jokowi yang tidak ditepati, dan menyebut sang presiden kerap mengobral janji.
"JOKOWI: THE KING OF LIP SERVICE. Halo, UI dan Indonesia! Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu," tulis BEM UI di Instagram seperti dilansir dari Suara.com.
BEM UI menagih berbagai janji Jokowi, mulai dari masalah revisi UU ITE hingga penguatan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut BEM UI, seluruh janji yang ditepati itu membuat Jokowi terkesan "lip service" saja.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan Jokowi yang tidak direalisasikan itu, BEM UI meminta sang presiden berhenti membual. Mereka menegaskan rakyat sudah mual. "Stop membual, rakyat sudah mual!," tutup BEM UI dengan tegas.
Terkait hal ini, juru bicara presiden Fadjroel Rachman menyatakan bahwa pemanggilan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) oleh rektorat, buntut kritik terhadap Presiden Joko Widodo menjadi persoalan internal kampus.
"Segala aktivitas kemahasiswaan di Universitas Indonesia termasuk BEM UI menjadi tanggung jawab Pimpinan Universitas Indonesia," kata Fadjroel.
Sementara, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menolak berkomentar mengenai polemik tersebut. Menurut dia, persoalan itu seharusnya diselesaikan secara internal kampus.
"Itu sudah dijawab oleh UI, biar lah itu menjadi ranah yang dikomunikasikan secara internal di UI. Namanya juga teman-teman, adek-adek mahasiswa, biar dikomunikasikan internal UI," kata Ngabalin.
Sumber: suara.com, CNNIndonesia.com
Editor: Jandri
Komentar Anda :