Tanggapi Saran Menag, Ketua MPP Muhammadiyah: Doa Lintas Agama Jangan Kaburkan Religiusitas
Jumat, 09 April 2021 - 08:29:02 WIB
|
Ketua PP Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad (Int)
|
SULUHRIAU- Ketua PP Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad menyebut saran Menteri Agama untuk mengadakan doa dan salam lintas agama di acara-acara Kementerian Agama (Kemenag) merupakan hal yang tidak perlu.
Ia menyebut tindakan ini justru seakan mengaburkan religiusitas jika benar-benar dilakukan.
“Biasa saja yang sekarang kan sudah bagus, kalau mau berdoa, ya beroda dari yang mayoritas. Kalau sedang di acara Kristen, ya berdoa pakai cara Kristen. Kalau di acara Hindu, ya pakai doa dan salam dari agama Hindu,” kata Dadang, Kamis (8/4).
Menurutnya, Kemenag memang lembaga negara yang mengurusi semua agama, bukan hanya Islam saja. “Memang mengurusi semuanya betul, tapi jangan sampai ada semacam, mengaburkan religiusitas. Saya kira cukup diwakili salah satu saja,” tuturnya.
Dadang mengatakan, kebiasaan yang telah ada saat ini sudah baik untuk diterapkan di lembaga negara tersebut. Sehingga penerapan doa dan salam dari semua agama yang diakui di Indonesia merupakan tidakan yang tidak perlu.
“Salah satu saja, kalau semua baca, bayangkan doanya panjang-panjang. Lima agama kali lima menit misalnya, kan sudah dua puluh lima menit. Saya kira tidak efisien, tidak efektif jaman sekarang kan dicari efektifitas, jadi tidak usah macam macam, diadakan biasa aja kan sudah bagus biasa juga,”tuturnya.
Dia menjelaskan, pembacaan doa di acara-acara lembaga pemerintah juga merupakan hal yang tidak harus dilakukan. “Bahkan bagi saya kalau memang lembaga negara tidak pakai doa, tidak apa apa. Kecuali ormas Islam, atau di masjid, pura atau gereja, maka memang perlu,” ungkapnya.
Dadang berharap agar semua pihak menahan diri untuk mengungkit isu-isu sensitif seperti agama. Ia mengatakan lebih baik membahas persoalan yang berkaitan dengan kesejahteraan hingga pembangunan.
“Isu agama ini di Indoensia itu menjadi hangat, saya kira fokus sekarang itu pembangunan yang memerlukan perhatian betul untuk menyejahterakan rakyat indonesia. Hangat sekali, sensitif sekali, ramai dari mulai pejabat sampai orang biasa bicara agama semuanya, jadi jangan diungkit-ungkit yang kira-kira bisa menimbulkan perpecahan, biasa-biasa saja seperti mana biasa,”jelasnya.
Republika.co.id
Editor: Jandri
Komentar Anda :