Di Rekaman JPU, Fredrich Mau Panggil Hantu Gunung Supaya Setnov Gila
Jumat, 27 April 2018 - 19:55:22 WIB
SULUHRIAU- Jaksa penuntut umum (JPU) KPK memutarkan rekaman dalam persidangan terdakwa Bimanesh Sutarjo di kasus merintangi penyidikan.
Dalam rekaman yang diputar, muncul wacana adanya pengiriman hantu gunung untuk membuat Setya Novanto menjadi gila.
Hal itu terungkap dalam rekaman yang diputar jaksa. Rekaman itu berisi percakapan antara mantan kuasa hukum Novanto, Fredrich Yunadi, dan seseorang bernama Viktor.
"He-eh, kemarin itu saya bilang, 'Kamu bener yakin?', 'Yakin saya kirim hantu gunung.' Nanti pas diperiksa gila. Ah ya di Bangka itu buktinya dia bilang," kata Viktor dalam rekaman yang diputar jaksa di Pengadilan Tipikor, Jl Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Jumat (27/4/2018).
"Heh," jawab Fredrich.
Panggilan telepon itu terjadi pada 18 Desember lalu. Berikut ini transkrip pembicaraan antara Fredrich dan seseorang bernama Viktor.
FY merupakan Fredrich Yunadi, sedangkan V untuk inisial Viktor.
FY: Halo.
V: Halo Pak Fredrich, apa kabar?
FY : Baik. gimana?
V: Viktor.
FY : Iya gimana sekarang?
V: Heh, ini saya kan ngeliat itu yang klien itu, Pak Fredrich.
FY : Siapa?
V: Pak Setnov.
FY: He-eh gimana?
V: Itu kan dianggap orang kan bermain-main berpura-pura gitu.
FY: Iya.
V: Ah kalau mau, ada temen saya, dia jago.
FY: He-eh.
V : Dia jadi selalu sidang itu dibikin gila, dokter periksa dia gila. Ah nanti abis itu cabut lagi dia gilanya.
FY: Emang bisa?
V : Bisa. Dia di Bangka, di Bangka nih.
FY: Ooh.
V: He-eh, kemarin itu saya bilang, 'Kamu bener yakin?', 'Yakin saya kirim hantu gunung.' Nanti pas diperiksa gila. Ah ya di Bangka itu buktinya dia bilang.
FY: Heh.
V: Jadi untuk, saya kasihan juga orang udah kayak gitu udah tahan.
FY: Iya.
V: Terlepas dia salah, tapi kan jangan kita perlakukan orang udah kayak gini.
FY : Iya seperti binatang diperlakukan.
V: Saya kemanusiaan ajalah, saya ngeliat bukan.
FY: Iya.
V: Istri saya juga marah-marah. 'Pak itu' nggaklah saya kasihan orang kita manusiawi.
FY: Ha-ha-ha....
V: Saya bilang gitu.
FY: Hem hem.
V: Saya lagi cari, cari bagaimana masuk ke keluarga dia, kalau bisa.
FY: Hem hem.
V: Kalo dia mau, kita buktiin.
FY: Gitu ya?
V: Gitu, he-eh
FY: Ya coba nanti saya bicarakan deh
V: He-eh jadi kemarin itu saya kontek teman saya si Tina kan, istrinya Firman
FY: Ah Tinah mah gak bisa apa-apa
V: Iya Firman Wijaya
FY: Dia kan, dia gak dia, dia gak deket dia
V: He-eh. Jadi kalo pak Frederick kan udah deket tuh
FY: Heh, percuma
V: Kalo mau
FY: Firman, Firman sebenarnya kan gak diterima itu juga
V: Hemm
FY: Karena kan dia suka, pura-pura kan jadi anak buahnya Maqdir gitu masuknya
V: Oh itu, tapi kenapa dia kenapa mundur?
FY: Saya gak suka sama maqdir
V: Oh bener. Bener. Belagu dia
FY: Iya. Memang enggak suka saya sama dia
V: Gitu?
FY: He-eh
V: Enggak, gini...
FY: Ya coba nanti saya bicarakan deh
V: Kalo bagus, masuk, kan sidang ini kita kerjain dia
FY: He eh he eh
V: Jadi saya bilang bisa sembuh lagi enggak. Sembuh. Pokoknya kita setiap sidang kita bikin dia gila
FY: Gitu ya?
V: He eh. Nanti diperiksa dokter pun, dia jadi gila.
FY: Hmmh
V: Nah gitu
FY: Memang bisa.. bisa begitu? Kamu yakin bisa?
Setelah rekaman selesai diputar, jaksa menanyai Novanto apakah suara tersebut milik Fredrich. Kemudian Novanto mengaku tidak tahu.
"Kami lanjutkan pertanyaan, saksi tadi mengatakan pernah sering komunikasi, mengenal suara ini?" tanya jaksa Takdir.
"Kalau itu saya malah nggak begitu tahu. Kalau telepon kan kumisnya kedengeran," ucap Novanto sambil tertawa.
Novanto mengaku hanya mengingat kumis dan suara Fredrich yang mengamuk. Kemudian jaksa mengonfirmasi apakah Firman yang disebut dan Maqdir yang ada di percakapan itu merupakan kuasa hukum Novanto saat ini, Novanto membenarkannya.
Novanto mengatakan keduanya menggantikan Fredrich menjadi kuasa hukumnya. Kemudian jaksa mencoba mengkonfirmasi siapa yang disebut akan diperiksa dokter menjadi gila, tetapi Novanto tidak tahu.
"Terkait dalam percakapan itu ada, nanti diperiksa dokter jadi gila, apakah dokter disebut saksi mengenal dokter mana?" tanya jaksa.
"Nggak tahu," ucap Novanto.
"Bukan di RS Premier, Medika, atau lainnya?" tanya jaksa.
"Nggak-nggak, saya nggak pernah bicarakan itu," sambung Novanto.
Sumber: detik.com | Editor: Jandri
Komentar Anda :