Minggu, 22 September 2024 Pastikan Keamanan Penetapan Paslon Bupati-Wabup, Kapolres Kampar Cek Kesiapan di KPU | Pj Gubri Terima Audiensi Investor dari Enam Negara, Ajak Berinvestasi di Bumi Lancang Kuning | Pj Gubernur Riau Audiensi Tim Kementerian dan Lembaga Kemenko Marves RI | Pj Gubri Perbaiki Sejumlah Ruas Jalan di Pekanbaru, Pj Wako dan Tokoh Masyarakat Ucapkan Terima Kasih | Pj Gubernur Riau Tinjau Empat Ruas Jalan di Kota Pekanbaru | Pj Gubernur Riau Serahkan SK kepada 173 PPPK Guru di Rohil
 
 
☰ Nasional
Permintaan PA 212: Jokowi Hentikan Kriminalisasi Ulama
Rabu, 25 April 2018 - 21:33:41 WIB

SULUHRIAU- Kriminalisasi ulama jadi bahasan utama saat Persaudaraan Alumni (PA) 212 bertemu Presiden Joko Widodo.

PA 212 meminta Jokowi turun tangan menghentikan upaya kriminalisasi tersebut.
"Pertemuan kami tidak ada pembicaraan dukung-mendukung dan lain sebagainya. Pertemuan kami hanya khusus membicarakan masalah ketidakadilan, kriminalisasi yang dialami para ulama, habaib, dan tokoh-tokoh umat Islam," kata Ketua Umum GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak dalam jumpa pers PA 212 di Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (25/4/2018).

Persoalan kriminalisasi ulama ini, menurut Yusuf Martak, sudah disampaikan ke Jokowi saat bertemu dengan ulama beberapa bulan lalu. Dalam pertemuan itu, menurut Yusuf, Jokowi menginstruksikan Menko Polhukam menindaklanjuti permasalahan terkait dugaan kriminalisasi ulama.

"Namun setelah berjalannya waktu 9 bulan, tidak ada kasus-kasus menimpa ulama bisa diselesaikan dengan baik. Sedangkan laporan-laporan penistaan terhadap para ulama para habaib, bahkan kitab suci umat Islam, tidak satu pun mendapat proses akurat, bahkan cenderung diolor-olor," sambungnya.

Dia membandingkan tindak lanjut atas laporan terhadap terduga penista agama yang menurutnya tidak serius ditangani. Persoalan-persoalan inilah yang disampaikan langsung kepada Jokowi dalam pertemuan Minggu (22/4) lalu di Istana Bogor.

"Jadi kita para Tim 11 tidak pernah berpikir untuk bicara calon-mencalonkan dan tidak ada keterkaitan dengan pileg dan pilpres maupun pilkada. Jadi kita fokus masalah kriminalisasi," tegasnya.

Pentingnya pembahasan soal kriminalisasi ulama ini lebih dulu disampaikan ke Jokowi saat merancang pertemuan. Topik ini disampaikan Ketum Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) Usamah Hisyam, yang mengaku diberi amanat Tim 11 berkomunikasi dengan pihak Istana.

Usamah Hisyam menyampaikan pentingnya topik bahasan kriminalisasi ulama saat lebih dulu bertemu empat mata dengan Jokowi di Istana.

"Presiden menanyakan Pak Usamah rencana pertemuan Tim 11 apa kontennya. Saya bilang tunggal Pak Presiden, pertama selain silaturahmi, kedua bagaimana agar kriminalisasi ulama dihentikan. Saya menyampaikan pertemuan ini penting agar miskomunikasi presiden dan ulama bisa cair, penting untuk upaya menghentikan kriminalisasi karena penanggung jawab negara tertinggi Presiden RI," tutur dia.

Jokowi dalam pertemuan meminta pendapat dari Tim 11 terkait dengan upaya kriminalisasi para ulama yang dikhawatirkan.

"Bahkan kita tanya presiden tentang proses tidak ada dasar, tidak ada unsur hukum, tapi dipaksakan. Presiden meminta pendapat dari kami, apa yang harus saya lakukan, apa yang bisa saya sampaikan kepada aparat dan saya selama ini memang benar mendapat informasi hanya sepihak tidak mendapat informasi dari kedua pihak," ujar Martak menjelaskan percakapan Jokowi-Tim 11.

Sumber: detik.com | Editor: Jandri




 
Berita Lainnya :
  • Pastikan Keamanan Penetapan Paslon Bupati-Wabup, Kapolres Kampar Cek Kesiapan di KPU
  • Dua Alumni SMA Olahraga Riau Atlet Ski Air Sabet 1 Emas dan 1 Perak di PON 2024
  • Bupati NatunaTerima Penghargaan Inovasi Membangun Negeri 2024 dari tvOne
  • Sebanyak 24 Pemilik Sasana Tinju di Kota Pekanbaru Dukung Edy-Bibra
  • Sadis, Pelaku Sekap Gadis Penjual Goreng dengan Mulut Tertutup Dibawa ke Atas Bukit, Diperkosa dan Dikubur
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Pastikan Keamanan Penetapan Paslon Bupati-Wabup, Kapolres Kampar Cek Kesiapan di KPU
    02 Dua Alumni SMA Olahraga Riau Atlet Ski Air Sabet 1 Emas dan 1 Perak di PON 2024
    03 Bupati NatunaTerima Penghargaan Inovasi Membangun Negeri 2024 dari tvOne
    04 Sebanyak 24 Pemilik Sasana Tinju di Kota Pekanbaru Dukung Edy-Bibra
    05 Sadis, Pelaku Sekap Gadis Penjual Goreng dengan Mulut Tertutup Dibawa ke Atas Bukit, Diperkosa dan Dikubur
    06 Dimangsa, Kepala Kakek 68 Tahun di Rohil Ditemukan Dalam Perut Buaya
    07 Kapolda Apresiasi Cipayung Plus Riau Dukung Pilkada Damai-Gembira 2024
    08 Disergap Satnarkoba Polres Kampar, Warga Muara Jalai tidak Berkutik
    09 Bersama Personil TNI, Lapas KLS IIB Pasir Pengaraian Lakukan Perawatan Senjata Api
    10 Gedung Tiga Dinas di Komplek Perkantoran Pemko Pekanbaru Tenayan Raya Terbakar Hebat
    11 Tim Formatur Hasil Kongres II SMSI Rampungkan Penyusunan Kepengurusan Periode 2024-2029
    12 Kapolres Kampar Gelar Coffee Morning dengan KPU-Bawaslu serta Papaslon Bupati- Wakil Bupati Kampar
    13 Hafit Syukri: Pasangan Indah Sangat Cocok Pimpin Rohul
    14 KPU Kampar Gelar Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan DPT Pilkada Serentak 2024
    15 Hukum Bank ASI Dalam Presfektif Hukum Islam
    16 11 Hari Pelarian, Pelaku Pembunuhan Gadis Penjual Goreng Akhirnya Ditangkap dan Digelandang Polisi
    17 KPU Kampar Gelar Rakor Persiapan Tahapan Kampanye dan Dana Kampanye Pilkada 2024
    18 DPRD Riau Periode 2024-2025 Bentuk 8 Fraksi, PPP dan PAN Bergabung
    19 HPN Tahun 2025 Ditetapkan di Provinsi Riau
    20 FKUB Pekanbaru Sambut Hangat Silaturrahmi Bapaslon Wako-Wawako IDAMAN
    21 KPU Riau Gelar Rakor Persiapan Kampanye dan Pengelolaan Dana Kampanye
    22 Digelar di MIN 3, Kasubbag TU Kemenag Buka Lomba Final Tahfizh Al-Qur’an Juz 30 Tingkat MI Se Pekanbaru
     
    Redaksi | Indeks Berita
    Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik
    © SuluhRiau.com | Pencerahan Bagi Masyarakat