Aksi Sodomi 'Semar Mesem' Babeh yang Mengundang Kutukan
Minggu, 07 Januari 2018 - 16:05:47 WIB
SULUHRIAU- Kasus kekerasan seksual terhadap anak-anak terjadi di Kabupaten Tangerang, Banten. Wawan Sutiono alias Babeh (49) diduga telah menyodomi 41 anak.
Akibatnya, guru SD honorer dari Kampung Sakem, Desa Tamiang, Kecamatan Gunung Kaler, Tangerang itu kini meringkuk di penjara.
Babeh ditangkap pada 20 Desember 2017 setelah polisi menerima laporan dari orangtua salah satu korban. Kemudian satu-satu korban melapor hingga jadi 25 anak. Belakangan bertambah lagi 41 orang dan 29 di antaranya sudah divisum.
Kapolresta Tangerang, Kombes Sabilul Alif mengatakan, pelaku sudah beraksi sejak April 2017. Namun, baru terungkap setelah salah seorang korban memberanikan diri menceritakan tindak kekerasan seksual dialami kepada orangtuanya.
"Dari keterangan pelaku, anak-anak memang sering mendatanginya di gubuk yang didirikannya untuk belajar ajian semar mesem yang bisa mengobati penyakit. Syaratnya mereka harus bayar atau mau disodomi," tuturnya pada Kamis 4 Januari 2018.
Ajian semar mesem adalah semacam mantra pelet pengasih yang dipercaya bisa memikat lawan jenis. Babeh diduga menggunakan modus itu sehingga anak-anak tertarik mempelajarinya. Tapi, mereka harus rela disetubuhi “sang guru”.
"Modus yang dilakukan pelaku dengan cara memberikan janji tipu daya bahwa anak-anak akan diberikan kesaktian, ada yang dijanjikan ilmu kebal, kemampuan untuk menarik perhatian lawan jenis sehingga banyak korban yang tertarik,” kata Kapolda Banten, Brigjen Listyo Sigit Prabowo.
Anak-anak lingkungan sekitarnya berdatangan silih berganti ke gubuk Babeh di lahan persawahan Kampung Jawaringan, Desa Sukamanah, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang. Terlebih tersangka mengaku sebagai ustaz yang bisa mengajarkan anak-anak mengaji.
Menurut Sekretaris Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Tangerang, Nadli Rotun, tersangka memang dikenal rajin mengaji.
“Tiap jumatan jam 10 sudah di masjid, sering bantu bersihin masjid dan suaranya dikenal sangat merdu saat mengaji,” kata dia.
Itulah yang membuat anak-anak tertarik datang kepadanya agar diajarkan mengaji dan diberi ilmu pengasih.
Nadli Rotun mengatakan, korban pelecehan seksual Babeh rata-rata berusia 6 sampai 15 tahun. “Semuanya berjenis kelamin laki-laki. Bahkan ada satu keluarga yang tiga anaknya semua menjadi korban sodomi pelaku," ujarnya.
Sebelum disodomi, biasanya korban diminta menelan butiran besi kecil atau gotri agar proses transfer “ilmu kebal” dari tersangka lebih mudah. Akibatnya, para korban mengalami muntah-muntah dan anus mereka berdarah.
"Tiap anak ini paling sedikit itu disodomi sebanyak tiga kali dan sebanyak itu pula gotri ditelan,” ungkap Nadli Rotun.
Kepada polisi, Babeh mengakui kalau modus itu hanya akal-akalannya saja, “biar saya terlihat betul betul seperti orang yang mempunyai ilmu pemikat dan kebal."
Tindakan Babeh terhadap anak-anak mengundang kutukan dan kecaman dari berbagai pihak.
“Kami kecewa terhadap kasus sodomi yang dilakukan seorang guru terhadap anak-anak,” kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Yohana Yembise seperti dikutip dari Antara.
“Saya meminta agar aparat penegak hukum memberikan hukuman yang berat sesuai tindakan tersangka," lanjutnya.
Sumber: Okezone.com | Editor: Jandri
Komentar Anda :