BKKBN RI Sebut Rohul Daerah Tergolong Kasus Tertinggi Gizi Buruk di Indonesia
Senin, 13 November 2017 - 09:23:36 WIB
|
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN RI, Dwi Sulisyawardani
|
SULUHRIAU, Pekanbaru- Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN RI, Dwi Sulisyawardani mengatakan, BKKBN memberikan perhatian khusus kepada Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) karena kasus gizi buruk di daerah ini tergolong tinggi di Indoensia.
"Khusus di Provinsi Riau, BKKBN memberikan perhatian khusus kepada Kabupaten Rokan Hulu, karena kasus gizi buruk di Rokan Hulu merupakan tergolong tinggi di Indoensia," kata
Dwi Sulisyawardani sempena peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 53, Ahad (12/11/2017) di Pekanbaru.
Dijelaskannya, masalah gizi buruk katanya menjadi momok di HKN ke 53 tahun 2017. Tingkat prevalensi angka gizi buruk yakni mencapai 5,7 persen dan gizi kurang 13,9 persen.
Dikatakan, angka kematian bayi dan anak balita (bawah lima tahun) akibat kurang gizi di Indonesia umumnya masih memprihatinkan.
Dwi sulisyawardani menambahkan, selain kebutuhan nutrisi anak yang tidak terpenuhi, perilaku tidak tepat orangtua dalam menyajikan makan bagi bayi dan balita juga menjadi penyebab kurang gizi pada anak masih tinggi.
Menurutnya, kebutuhan nutrisi harus diperhatikan pada 1.000 hari pertama kehidupan, agar anak tumbuh baik, memiliki imunitas dan menjadi cerdas.
Perbaikan gizi kurang pada anak Indonesia hingga kini masih belum optimal, bisa dilihat dari hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) kementerian kesehatan (Kemenkes) 2013 yang menunjukkan masalah stunting (anak pendek) pada anak balita masih serius dengan prevalensi mencapai 37,2 persen.
Selain nutrisi, faktor hormonal juga berpengaruh terhadap pertumbuhan optimal anak, seperti tiroid, hormon pertumbuhan, hormon tulang dan hormon pubertas. [slt]
Komentar Anda :