Nurdin Halid: Elektabilitas Golkar Merosot karena Kasus e-KTP
Rabu, 27 September 2017 - 17:10:30 WIB
SULUHRIAU, Jakarta - Golkar menjelaskan soal tren elektabilitas yang terus menurun. Salah satu faktor menurunnya elektabilitas Golkar karena kasus e-KTP.
Hal tersebut disampaikan ketua harian DPP Golkar Nurdin Halid menyikapi situasi terkini partainya. Ia menyebut, ada dua lembaga survei yang memaparkan hasil elektabilitas Golkar.
"Nah, laporannya memang setelah mengundang dari pada dua lembaga survei, lalu melakukan diskusi. Kemudian mereka sendiri secara internal melakukan pendalaman-pendalaman kajian. Maka disimpulkan bahwa salah satu, bukan satu-satunya faktor penurunan elektabilitas adalah persoalan e-KTP," ujar Nurdin Halid kepada wartawan di Restoran Puang Oca, Senayan, Jakarta, Rabu (27/9/2017).
Dalam kesempatan yang sama, Korbid Polhukam Golkar Yorrys Raweyai menjelaskan, kasus e-KTP jadi faktor paling signifikan menukiknya elektabilitas partai. Faktor lainnya karena minimnya tokoh di Golkar.
"Itu yang paling signifikan karena kasus e-KTP. Kedua, karena kering tokoh. Golkar harus punya tokoh yang secara nasional, itu perlu kita harus cari. Ketiga DKI, pasca (Pilgub) DKI. Kemudian, belum terbangunnya soliditas partai pasca-rekonsiliasi kemarin. Ini yang perlu kita sampaikan. Banyak masalah," kata Yorrys.
Soal kecenderungan elektabilitas Golkar yang menurun pernah disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Kehormatan Golkar Akbar Tandjung. Ia khawatir, jika elektabilitas terus menurun, Golkar tidak akan lolos ke Senayan pada tahun 2019.
"Tapi ternyata kok trennya terus turun? Ini yang saya takutkan. Yang paling saya takutkan adalah penurunannya di bawah parliamentary threshold," kata Akbar di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (15/9).
"Parliamentary threshold kan Anda tahu 4 persen. Kalau di bawah 4 persen artinya apa? Artinya Golkar tidak punya wakil di DPR. Itu artinya sama saja Golkar itu tidak ada," imbuh Akbar.
Salah satu lembaga survei, Center for Strategic and Internasionall Studies (CSIS) juga sempat merilis hasil elektabilitas parpol. Golkar merosot secara signifikan dari 11,4 % (2015), 14,1 % (2016), dan 10,9 % (2017).
Sumber: detik.com
Komentar Anda :