Great Firewall, Teknologi Sensor China yang Blokir Whatsapp
Selasa, 26 September 2017 - 09:49:56 WIB
|
Ilustrasi, Tembok Besar China. Secara virtual, China juga memblokir akses internet di negaranya dengan teknologi Great Firewall, istilah yang diambil dari bangunan ternama di China, Great Wall. (dok. Thinkstock/Hung_Chung_Chih
|
SULUHRIAU- "Great Firewall" adalah istilah yang umum digunakan dalam sistem sensor internet di China.
Ini adalah bagian dari Proyek Perlindungan Emas (Golden Shield Project) atau dikenal juga Proyek Keamanan Kerja Nasional untuk Informasi Publik (National Public Security Work Informational Project) pemerintah negeri tirai bambu itu.
Proyek ini berisi usaha legislasi dan teknologi digunakan untuk meregulasi internet. Great Firewall adalah salah satu cara dari sisi teknologi. Ia akan memblokir situs asing, aplikasi, media sosial, VPN, email, pesan instan, dan sumber online lain yang dianggap tidak pantas atau menyerang pemerintah.
Mulai dari konten porno, kekerasan, hingga materi politik yang sensitif kena jerat firewall ini. Konten politis berbau demokrasi dan menyoroti hal negatif dari Partai Komunis di China bakal diblokir.
Media sosial asing juga akan kena sensor jika mereka tak menyetujui persyaratan aturan dan hukum pemerintah China. Pemerintah China ingin agar mereka bisa mengawasi dan menyensor konten yang beredar di media sosial itu.
Alasan ini pula yang melatari mengapa Whatsapp akhirnya diblokir. Enkripsi end-to-end Whatsapp dinilai merepotkan. Karena enkripsi ini membuat pemerintah China tak bisa mengintip pesan yang dikirimkan lewat Whatsapp.
Berbagai teknologi dikombinasikan oleh pemerintah dan perusahaan internet lokal. Mulai dari filter kata kunci, daftar hitam alamat IP, DNS poisoning, packet inspection, hingga sensor manual, demikian dijelaskan dalam situs Great Firewall of China. Lewat situs ini pula, pengguna bisa mengecek apakah situs mereka bisa diakses di China daratan atau tidak.
Great Firewall of China mengarahkan seluruh traffic internasional secara virtual lewat sejumlah poin akses. Poin akses ini berisi server pemerintah yang akan memfilter traffic tersebut, seperti ditulis Sciencemag.
Selain pemblokiran, cara lain untuk membungkam pengguna adalah dengan mencekik akses internet ke suatu layanan atau situs. Dengan kecepatan internet yang begitu lambat, maka pengguna pun pelan-pelan tak lagi menggunakan layanan itu dan memilih layanan yang lebih nyaman digunakan, demikian dilaporkan The New York Times.
Tentu saja layanan yang lebih nyaman digunakan itu sudah memenuhi syarat yang ditentukan pemerintah China, yaitu bisa diawasi konten yang berseliweran di dalamnya.
Sumber: CNN Indonesia.com
Komentar Anda :