Tradisi Makan Bersama Idul Adha Jamaah Mushalla Ukhwatun Putri 7 tak Lekang Dimakan Zaman
Sabtu, 02 September 2017 - 20:28:04 WIB
SULUHRIAU, Pekanbaru- Warga Perumahan Putri Tujuh RW 03 RT 5, 6 dan 7 Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, konsisten petahankan tradisi Idul Adha dengan makan bersama usai penyembelihan hewan quban.
Hingga Idul Adhan 1438 H/2017 M, tradisi ini masih tetap dilaksanakan dengan penuh suka cita dan penuh makna.
Dimana, masyarakat setempat beramai-ramai datang ke Musalla Ukhwatun untuk makan bersama setelah sebagian daging qurban dimasak. Jemaah disinipun biasanya tidak menunda-nunda pelaksanaan qurban tepat pada hei H Idul Adha, dan tahun ini seperti diketahui, Idul Adha yang jatuh Jumat 1 September 2017, maka dihari itu pulah hewan qurban disembelih dan pelaksanaan makan bersama dilaksanakan usai shalat Jumat.
Diakui, bagi sebagian masyarakat muslim, Hari Raya Idul Adha tidak sekedar shalat dan menyembelih hewan qurban. Namun, lebih dari itu, sepeti dilakukan masyarakat ini dengan tujuan merekat silaturrahmi.
Dalam pelaksanaan penyembelihan hewan qurban, warga pada dasarnya juga melakukan dengan sifat gotong royong tampa menghilangkan ketentuan pelaksanaan qurban sesuai syariatnya.
Tahun ini Mushalla Ukwatun menyembelih 7 sapi dan tiga kabing di luar dua kambing akikah. Penyembelihan hewan qurban ini dilakukan di sekitar musalla setelah shalat Idul Adha di laksanakan di halaman SDN 184 Putri Tujuh.
Ketua Panitia kurban Musalla Ukhwatun M Yasin mengatakan, tradisi makan bersama usai salat Zuhur ini sudah menjadi kesepakatan jemaah dalam rapat penyelenggaraan qurban.
Tradisi inipun sudah berlangsung lama bagi jemaah Musalla Ukhwatun di lingkungan tiga rukun tetangga (RT 5, 6 dan 7,red).
Tokoh masyarakat setempat M Hanafi MAg, mengatakan tradisi makan siang bersama ini sudah berlangsung bertahun-tahun.
Sebelum makan bersama diawali dengan doa selamat dan syukuran. Bahkan disandingkan dengan hajat aqiqah anak dari jemaah dan doa untuk jemaah yang sudah meninggal dan orang-orang mukmin. "Acara ini bukan pandai-pandai panitia qurban atau tokoh masyarakat saja, melain hasil musyawarah dengan semua jemaah dalam kesekapatan rapat," tegasnya.
Menurut Hanafi yang juga Dosen UIN Susqa Pekanbaru, budaya ini sangat baik, karena dari sini pula akan memupuk silaturrahmi dan memperkuat persatuan dan kesatuan antara sesama warga atau jemaah.
Sebab, sekitar 95 persen jemaah Ukhwatun hadir makan siang, bukan hanya orangtua tetapi juga anak-anak mereka, semua berbaur menikmati hidangan dimasakkan sendiri ibu-ibu mereka.(krl)
Komentar Anda :