Setidaknya 19 Tewas Akibat Ledakan di Konser Ariana Grande
Selasa, 23 Mei 2017 - 09:45:51 WIB
SULUHRIAU, Manchester - Kepolisian Manchester memastikan setidaknya terdapat 19 orang meninggal dunia dan 50 lainnya terluka akibat ledakan di Manchester Arena. Polisi menindak lanjuti ledakan tersebut sebagai serangan teroris.
Unit anti terorisme telah berdatangan untuk mengantisipasi ledakan susulan di Manchester Arena, Inggris, seperti dilansir detik.com dari Reuters dan dikutip suluhriau.com, Selasa (23/5/2017). Ledakan terjadi usai konser penyanyi kenamaan Ariana Grande yang telah dipastikan selamat dari peristiwa itu.
Penonton dari konser tersebut banyak yang mengunggah foto maupun video ledakan ke media sosial. Saksi mata menyebut penonton berlarian dan panik saat ledakan terjadi.
"Kami sedang menuju keluar dari area konser dan pada saat bersamaan di sebelah kanan pintu terjadi ledakan. Dan semua orang berteriak," kata pengunjung konser Catherine Macfarlane kepada Reuters.
Macfarlane menyampaikan ledakan tersebut sangatlah besar. Orang-orang yang berada di sekitar arena konser berlarian dan berteriak untuk keluar.
"Itu adalah ledakan yang besar. Setiap orang lari dan berteriak untuk keluar," tuturnya.
Ledakan itu terjadi pada Senin (22/5) waktu setempat. Sejumlah pengunjung konser bahkan masih merekam kejadian itu dan diunggah ke media sosial karena waktunya yang tepat usai konser berakhir.
Ledakan tersebut diduga akibat dari serangan bom bunuh diri. Dua pejabat dari Amerika Serikat menuturkan terdapat seorang pelaku yang dicurigai sebagai pelaku bom bunuh diri, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (23/5/2017). Kepolisian Inggris sebelumnya juga telah mengamankan benda yang diduga sebagai bom.
Polisi mengatakan, mereka merespons laporan warga pada Senin (22/5) malam sekitar pukul 22.35 waktu setempat. Konser yang diadakan di Manchester Arena juga banyak terdapat anak-anak yang berada di lokasi.
Jika insiden tersebut merupakan tindakan terorisme, maka ini adalah serangan paling mematikan usai peristiwa bom bunuh diri di jaringan transportasi London pada Juli 2005. Ledakan ini terjadi pada 2,5 pekan sebelum pemilihan umum dimana Perdana Menteri Theresa May sebagai salah satu calon terkuat.
Inggris menjadi target kedua yang paling sering diincar oleh militan. Petugas antiteroris mengatakan telah mengupayakan penangkapan terduga teroris tiap harinya. [jan,dtc]
Komentar Anda :