SULUHRIAU, Pekanbaru- Sejumlah tempat-tempat kunjungan rekreasi yang ada di Pekanbaru baik di bawah pemerintahan kota atau Pemrov Riau, kondisinya pada umumnya tidak terawat dengan baik.
Padahal di tengah sangat minimnya sarana wisata di daerah ini, tempat-tempat sudah ada itu tetap menjadi pilihan untuk dikunjungi warga kota ini pada hari libur, terutama saat-saat long weekend.
Tapi apa yana, jika melihat tempat-tempat itu, nyaris tidak diperhatikan pihak pemegangan kebijakan di bidang ini.
Lihat saja salah satunya, Taman Kota Jl Diponegoro, yang sudah terkenal sejak beberapa tahun belakangan. Banyak kaula muda dan bahkan orang-orang berkeluarga juga datang ke sana untuk refreshing, bahkan melepas penat dan sekedar menikmati sejumlah aneka kuliner yang ada di kawasan samping Hotel Aryaduta milik pemerintah Riau ini.
Di situ ada juga sedkit sarana bermainan anak-anak, mungkin itu sebabnya, banyak keluarga yang juga datang membawa anak-anaknya bermainan di kawasan tersebut.
Jika yang belum pernah ke taman ini, sesekali cobalah datang dan lihatlah kondisi kawasan itu saat ini, tempat olahraga sekaligus terapai kesehatan injak batu yang dulu sangat populer, kini, batu-batu yang di tanam itu, sudah banyak tertimbun pasir-pasir dan tanah, karena terkesan tak dibersihkan secara terjadwal.
Pekarangan itu juga penuh dengan daun-daun gugur, itupun juga seperti kurang disapu. Lebih lagi, di pinggir kolam penampungan di taman kota itu, jauh dari bersih yang sejatinya bisa menimbulkan minat masyarakat untuk jogging keliling kolam yang cukup luas itu.
Tapi lihatlah, tapak-tapak pinggir kolam yang bisa untuk tempat berlari-lari merathon itu, juga tidak bersih. Apalgi jika melongok ke dalam kolam penampungan itu, selain airnya kotor penuh tumbuh lumut dan bahkan juga sampah, yang kurang enak mata memandang dan tak nyaman perasaan.
Di kawasan itu, memang cukup rimbun dari pohon-pohon lindung, ada memang gaiden (rambu-rambu) atau papan-papan pengumuman baik tentang peratiran daerah (perda) agar buang sampah pada tempat yang telah disediakan atau pun larangan-larangan agar tidak mengganggu pohon dan bunga di kawasan itu.
Sekali lagi, hal ini hanya begitu saja, sampah-sampah di tong sampah yang tersedia juga sudah banyak yang membusuk. Sampahpun banyak berserakan dalam kawasan itu. Bahkan, lingkungan mushalla yang ada di kawasan itu, juga dinilai kurang bersih.
Kondisi-kondisi itu ditungkan darii kritikan beberapa pengungjung yang ditemui di Taman Kota Diponeoro, Minggu, (23/4/2017).
Arman (40) warga Payung Sekaki, berkal-kali mempertanyakan siapa yang bertanggungjawab dalam pemeliharaan taman yang sudah dibangun itu. "Saya sering ke sini, dan saya kasihan melihat tempat-tempat kunjungan masyarakat seperti ini," ujar salah seorang pegawai swasta di Pekanbaru ini.
Ramli (39), warga Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan Damai, juga mempertanyakan kondisi taman Diponegoro ini. Bahkan, kawasan ini boleh dibilang sudah familier di masyarakat, kadang sore-sore Sabtu ada komunitas pencinta hewan yang bermain di kawasan itu. Itu pertanda kawasan ini masih menjadi salah satu lokasi yang dianggap bisa dijadikan untuk santai.
Ramli mengatakan, kencederungan selama ini, sarana dibuat pemerintah, tapi setelah itu tidak dirawat. Sekarang katanya dibangun eks kawasan Putri Kaca Mayang, dan belum dibuka, anggaran untuk pembangunan dari Pemrov Riau. "Apakah nanti setelah difungsikan juga tidak dipelihara, kan sayang," katanya.
Sementara itu, salah seorang mahasiswa Universitas Riau Jhoni (22) mengatakan, APBD Pemrov Riau tiap tahunnya rata-rata di atas Rp10 triliun, jika ada political will terhadap hal ini, hanya seper sekian persen dana yang akan habis untuk pemeliharaan kawasan-kawasan seperti ini.
Aneh, katanya banyak yang tahu bahwa Pekanbaru khususnya tidak memiliki kawasan wisata repfersentatif seperti daerah tetangga (Sumbar), akan tetapi di tengah minimnya sarana, yang ada juga tidak dirawat apalagi ditingkatkan. "Sebagai warga masyarakat, kita bingung. jadi tolonglah masalah ini diperhatikan," pungkasnya. [chr]
Komentar Anda :