Begini Efek Sabu pada Tubuh
Minggu, 26 Maret 2017 - 17:56:25 WIB
SULUHRIAU- Penyanyi dangdut Ridho Rhoma diamankan polisi karena kedapatan mengonsumsi sabu.
Lantas, bagaimana sabu bisa menjadi stimulan bagi Ridho?
dr Nicole Lee dari National Drug Research Institute, Australia, beberapa waktu lalu menuturkan amphetamine atau sabu adalah mendorong tingkat hormon dopamin tubuh hingga seribu kali lipat batas wajar.
Angka itu adalah yang tertinggi bila dibandingkan tingkat dopamin yang dipicu oleh narkoba atau kegiatan lainnya.
Efek dari amphetamine yang langsung terasa adalah rasa nikmat dan sensasi 'tenang' yang tinggi. Beberapa pengguna mengaku mereka bisa merasakan punya banyak energi dan mampu berpikir jernih.
Efek nikmat akan berlangsung selama empat sampai 12 jam sampai kemudian muncul reaksi balik dengan efek berlawanan. Reaksi balik dari amphetamine, menurut dr Nicole, bisa berlangsung sampai 24 jam. Pada saat itu yang bersangkutan akan merasakan konsentrasi berkurang drastis, sakit kepala, depresi dan kelelahan.
Dijelaskan dr Andri,SpKJ,FAPM, psikiater Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera, ketika dopamine di otak dirangsang secara berlebihan maka efeknya yang memakai akan merasa termotivasi, bersemangat, ada peningkatan aktivitas motorik, juga peningkatan rasa senang yang berlebihan.
"Biasanya pada pasien yang saya tangani, penggunaan sabu itu untuk menambah tenaga atau gairah bekerja. Beberapa dari mereka datang ke saya berobat karena tak pakai sabu lagi, itu merasa jadinya loyo dan melelahkan," papar dr Andri dalam perbincangan dengan detikHealth.
Biasanya, tambah dr Andri, yang menggunakan sabu tidak mengeluh lelah, tetap semangat meski tidak tidur, bahkan bisa fokus lama-lama. Ini mirip dengan stimulan lain seperti kokain
Hal ini sejalan dengan pengakuan Ridho pada pihak berwajib, di mana dirinya menggunakan sabu akibat beban kerja. Dengan tidak cepat mengantuk, maka Ridho akan bisa menyelesaikan pekerjaannya. Sayangnya, penggunaan sabu secara rutin akan menimbulkan ketergantungan yang sulit dilepaskan.
"Kalau orang itu bekerja terus-terusan dan kelelahan, bisa saja dia merasa membutuhkan stimulansia untuk bisa lebih fokus dan tidak merasa capai," tambah dr Andri.
Perlu diketahui juga, pada orang yang sekali-kali pakai sabu, tetap ada efek negatif yang dirasakan. Seturut pengalaman dr Andri, beberapa kali dirinya menemukan pasien yang mengalami gangguan kecemasan dan depresi akibat riwayat pemakaian sabu di masa lalu.
"Pesan saya adalah jangan bermain-main dengan otak kita. Memberikan tambahan zat di sistem susunan saraf pusat kita secara sengaja untuk memanipulasinya akan menimbulkan masalah di otak. Biarkan otak kita bekerja secara wajar," pesan dr Andri
Sumber: DetikHealt
Komentar Anda :