Konflik Nelayan Rawai dengan Jaring Batu Harus Diakhiri
Kamis, 02 Februari 2017 - 20:07:05 WIB
SULUHRIAU, Pekanbaru- Konflik antara nelayan rawai dengan jaring batu berlarut-larut. Ini harus diakhiri, karena berdampak pada ekonomi nelayan.
Konflik antara dua kelompok nelayan di kabupaten Bengkalis Riau itu, terus memanas sejak akhir Desember 2016 lalu. Saat ini nelayan tradisional jarang melaut, sejak warga melakukan aksi pembakaran kapal penjaring ikan karena khawatir akan terjadi aksi balasan.
Ketua Solidaritas Nelayan Kabupaten Bengkalis (SNKB) Abu Samah, saat meminta perlindungan ke Walhi Riau menuturkan, sejak ratusan warga desa Muntan bersiteru, dimana nelayan rawai atau tradisional membakar dua kapal penjaring ikan dan gudang mesin milik warga Bantan Air, terus berlangsung sampai saat ini.
"Konflik tersebut terjadi karena pengoperasian jaring mbatu yang masuk dalam kategori alat tangkap bottom gill net, menyebabkan hilangnya pendapatan nelayan tradisional," katanya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Walhi Riau, Riko Kurniawan mengatakan, konflik tersebut harus segera dihentikan. Walhi akan menyampaikan surat terbuka kepada menteri kelautan dan perikanan, Gubernur Riau, Bupati bengkalis dan pihak terkait lainya.
Soal pengawasan pengoperasian jaring batu sebenarnya sudah diatur dalam peraturan Gubenrur Riau Nomor 17 tahun 2006 dan surat keputusan Kadis Perikanan dan Kelautan Riau. (slt)
Komentar Anda :