Riau Dikepung Kabut Asap, Helikopter TNI AU di Lanud RSN Dikerahkan
Selasa, 30 Agustus 2016 - 10:04:38 WIB
PEKANBARU, Suluhriau- Hingga saat ini wilayah Riau dikepung kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan (karlahut).
Kondisi makin parah terutama di sejumlah daerah di Riau. Kemarin dan hari ini Selasa, (30/8/2016) jarak pandang antara 800-4 km meter.
Warga diimbau memakai masker pelindung untuk mencegah terpapar penyakit pernafasan.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan, Dumai dan Pelalawan asap relatif baik, sedangkan di Rengat kabupaten Inhu berstatus udara kabur.
Kepala BMKG)Stasiun Pekanbaru Sugarin mengatakan, satelit mendeteksi sebanyak 145 titik panas (hotspot) di Riau, kemarin. Paling dominan di Rohil sebanyak 100 hotspot, disusul di Siak 18 hotspot, Rohul 6 hotspot, Pelalawan dan Inhu dengan masing-masing 5 hotspot. Di Bengkalis dan Kampar dengan masing-masing 4 hotspot, Meranti, Dumai dan Inhil masing-masing 1 hotspot.
Titik panas berlevel di atas 70 persen atau berpotensi sebagai titik api terhitung 104 titik, 78 titik diantaranya terdapat di Rohil, Siak 13 titik dan Rohul, Inhu, Bengkalis, Kampar dan Dumai.
Sementara itu, untuk mengantisipasi Karlahut seluruh helikopter yang ada di pangkalan TNI Lanud Roesmin Nurjadin (RSN) Pekanbaru dikerahkna untuk memadamkan Karlahut.
Terutama mengatasi kebakaran yang berdekatan dengan bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru dan pangkalan TNI sebagai home base satuan tugas penanggulangan Karlahut.
Menurut Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Udara Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin Pekanbaru Marsekal Pertama (Marsma) Henri Alfiandi, pemadaman dilakukan untuk mencegah kabut asap.
Pemerintah pusat terus berupaya menanggulangi bencana asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Sumatera, apalagi asap karlahut saat ini mulai mengganggu aktivitas masyarakat di beberapa daerah hingga ke negara tetangga, Singapura dan Malaysia.
Sudah 45 juta liter air yang dijatuhkan di Riau untuk memadamkan kebakaran dan titik api melalui udara. Namun tidak efektif melakukan pemadaman seiring dengan jumlah titik panas (hotspot) yang signifikan dari Juli ke Agustus. (slt)
Komentar Anda :