Minggu, 28 April 2024
Pekanbaru Raih Juara Umum MTQ XLII tahun 2024 Tingkat Provinsi Riau di Dumai | Pelaku Pembunuhan Wanita Tanpa Busana di Kampar Ditangkap, Ini Motifnya | 1.500 CJH Riau Ikuti Launching Senam Haji dan Launching Batik Haji | Sambut Tokoh-tokoh Kampar di Pekanbaru, Pj Bupati Dukung Bagholek Godang Masyarakat Kampar | Polsek Tambang Tangkap Pelaku Narkoba di Depan SPBU Rimbo Panjang | Mantan Bupati Inhil Indra Muchlis Adnan Meninggal Dunia, Pj Gubri Sampaikan Ucapan Duka
 
Ekbis
Jurang Antara Orang Kaya dan Miskin RI Makin Parah, Ini Buktinya

Ekbis - - Jumat, 02/02/2024 - 10:56:56 WIB

SULUHRIAU - Data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menunjukkan 98% lebih tabungan orang Indonesia berada di bawah angka Rp 100 juta.

Sementara mereka yang memiliki isi tabungan di atasnya hanya sekitar 1%. Bukti jurang kemiskinan antara si kaya dan si miskin makin melebar.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal menilai ketimpangan ekstrem antara si kaya dan si miskin ini sebenarnya sudah berlangsung lama di Indonesia. Namun, belakangan ini ketimpangan tersebut makin buruk.

"Ini fenomena yang terjadi cukup lama dan memang makin memburuk, masalah ketimpangan kepemilikan uang di rekening bank menjadi salah satu petunjuknya," kata Faisal dikutip dari CNBC Indonesia, Jumat, (2/2/2024).

Berdasarkan data LPS per November 2023, jumlah rekening yang ada di seluruh Indonesia mencapai 554.606.241. Dari jumlah tersebut, rekening yang memiliki nominal di bawah Rp 100 juta mencapai 547 juta rekening atau setara 98,8% dari rekening yang ada.

Meski menjadi mayoritas dalam hal jumlah rekening, namun isi rekening wong cilik ini hanyalah sebanyak Rp 1.021 triliun atau 12,3% dari seluruh tabungan di RI yang nominalnya mencapai Rp 8.247 triliun.


Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan kelompok yang memiliki tabungan berisi Rp 5 miliar ke atas. Jumlah rekening dengan nominal tebal tersebut hanya berjumlah 135 ribu, namun isi tabungan mereka mencapai Rp 4.369 triliun atau mencakup 52,8% dari seluruh tabungan orang RI.

Faisal mengatakan data tersebut menunjukkan bahwa piramida sosial di Indonesia tergolong sangat tajam. Dia mengatakan pemilik rekening di atas Rp 5 miliar jumlahnya sangat sedikit, namun menjadi sangat dominan secara nilai.

"Kesenjangannya sangat-sangat lebar sekali, jadi wajar kalau kemudian 5% pertumbuhan ekonomi Indonesia itu lebih banyak didorong oleh kalangan atas ini," ujar dia.

Setali tiga uang, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai ketimpangan ekonomi di Indonesia memang semakin memburuk. Dia mengatakan tidak hanya dari segi nominal, namun pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan juga sama-sama timpang.

"Orang kaya misalnya bisa mengelola keuangannya, jadi tabungannya belakangan ini melambat bukan berarti dia jatuh miskin, tapi bisa jadi mereka melakukan pergeseran portofolio untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi," kata dia.

Bhima menilai ketimpangan isi rekening ini dapat dilihat dari komposisi kepemilikan rekening saat ini dibandingkan 5 atau 10 tahun lalu. Menurut dia, ketimpangan ekonomi yang terlihat pada data rekening bank sebenarnya adalah muara dari ketimpangan kepemilikan aset dan pengeluaran orang Indonesia yang semakin melebar.

"Ada pemburukan di pengeluaran, ketimpangan kepemilikan lahan yang akhirnya berakhir di sisi kepemilikan rekening," kata dia. (src)





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved