Kamis, 25 April 2024
laku Pencabul Bocah Hingga Hamil dan Melahirkan Ditangkap Polsek Siak Hulu | Lagi, Satnarkoba Polres Kampar Tangkap Pelaku Narkoba di Kebun Sawit Desa Kualu | KPU Provinsi Riau Buka Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubri-Wagubri 2024 | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop Publisher Rights Bersama Ketua Dewan Pers | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop ''Publisher | Cak Imin Nyatakan Kerja Sama dengan Prabowo di Pemerintahan Berikutnya
 
Nusantara
Duel Maut Prajurit TNI dengan Warga Gara-Gara Sengketa Lahan 2 Hektare

Nusantara - - Rabu, 03/03/2021 - 21:43:49 WIB

SULUHRIAU - Duel maut terjadi antara prajurit TNI Angkatan Laut (AL), Serka Imron bin Yusuf (52) dengan warga bernama Syafei bin Ikhwan (58), di Pesisir Barat, Lampung. Duel tersebut terjadi diduga karena sengketa lahan kelapa sawit seluas 2 hektare.

Peratin (Kepala Desa) Pekon Cahaya Kuningan, Faizal Hakim mengatakan, Serka Imron duel dengan Syafei, warga Pekon Gedung Cahaya Kuningan, Ngambur pada Selasa sore (2/3/2021).

"Keduanya duel di perkebunan sawit di Pemangku Sukajadi," kata Faizal.

Keduanya berduel menggunakan senjata tajam jenis golok. Serka Imron mengalami luka parah di bagian wajahnya, pipi kanannya tersayat sepanjang 10 cm serta sayatan dirahang kiri sepanjang 5 cm. Sedangkan Syafei mengalami luka dibagian pelipis kanan sepanjang 5 cm, luka pergelangan tangan kanan sepanjang 8 cm serta memar di bagian dada.

"Beruntung ada saksi yang melihat kejadian itu dan langsung meminta bantuan kepada warga sekitar," katanya.

Serka Imron telah dilarikan ke Rumah Sakit Abdoel Moeloek Bandar Lampung guna perawatan intensif karena mengalami luka cukup serius di bagian wajahnya. Sementara Syafei dirawat di Puskesmas Ngambur.

Faizal melanjutkan, perselisihan antara Imron dan Syafei sudah berlangsung sejak lama. Keduanya merasa sama-sama memiliki kewenangan untuk kebun kelapa sawit dan hasilnya.

"Ributnya sudah lama sekitar 8 tahunan. Pak Imron merasa memiliki hak karna dia punya surat jual beli dengan Pak Sudirman (pemilik tanah) sedangkan Syafei merasa memiliki karena orang tuanya yang membuka lahan pada waktu itu," kata Faizal

Selama sengketa, Lanjut Faizal, pemanenan buah kelapa sawit selalu dilakukan oleh Syafei dan selalu dibiarkan oleh Serka Imron. "Ya karena selalu ribut terus makanya Pak Imron mengalah mundur, mungkin karena dia tentara makanya dia menghindar supaya tidak ribut," katanya.

Perebutan lahan ini pernah dilaporkan ke aparat penegak hukum beberapa tahun yang lalu, namun tidak ada tindak lanjut sampai sekarang.

Hingga dua pekan sebelum kejadian berdarah, Serka Imron yang merasa mempunyai hak atas kebun, mengunduh (memanen) buah sawit untuk dijual. Syafei yang mengetahui hal itu, langsung menghampiri Serka Imron dan terjadilah perselisihan.

"Sempat ada saksi yang melihat cekcok keduanya yaitu Pak Rohim, tapi ia lari karna takut dan meminta pertolongan ke warga sekitar. Jadi gak tau siapa yang menebas duluan, yang jelas mereka bawa golok semua karna pergi ke kebun," katanya.

Sumber: okezone.com
Editor: Jandri






 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved