Minggu, 05 Mei 2024
Sakit Hati Tak Beri Tahu Jual Tanah Orangtua, Adik Bacok Leher Abang Kandung dengan Parang | Genre Natuna Terbaik di Kepri, Wan Siswandi: Saya akan Terus Dukung Putra-putri Daerah Berprestasi | Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan | DPD PKS Pekanbaru Rekomendasikan DR Muhammad Ikhsan Balon Walikota ke DPP | KPU Riau Siap Mutakhirkan 4.854.034 DP4 untuk Pilkada 2024 | Keji, Suami Pelaku Mutilasi Istri Sempat Tawarkan Daging Korban ke Ketua RT
 
Kesehatan
Ribuan Dosis Vaksin COVID-19 Abal-abal Ditemukan di China

Kesehatan - - Selasa, 02/02/2021 - 16:40:09 WIB

SULUHRIAU- Kepolisian China berhasil menangkap lebih dari 80 orang, atas kasus pemalsuan vaksin COVID-19. Dari penangkapan, polisi berhasil menyita lebih dari 3.000 dosis vaksin palsu yang beredar di masyarakat.

Menurut kantor berita China, Xinhua, para tersangka telah melakukan penipuan tersebut setidaknya sejak September 2020 lalu. Polisi juga telah berhasil melacak semua dosis vaksin palsu yang telah beredar.

Dilansir dari Channel News Asia, Selasa 2 Februari 2021, berdasarkan keterangan tersangka vaksin palsu dibuat dengan menyuntikan garam ke dalam jarum suntik dan botol vaksin. Bahkan, para tersangka diduga bermaksud mengirimkan vaksin-vaksin tersebut ke luar negeri.

"Mereka yang terlibat telah meraup untung besar sejak September 2020, dengan cara memasukkan larutan garam ke dalam injektor untuk memproses dan membuat vaksin COVID-19 palsu dan menjualnya dengan harga tinggi," kata keterangan Kepolisian China.

China telah memulai program vaksinasi untuk populasinya dengan menggunakan suntikan dari dua perusahaan, Sinovac dan Sinopharm, yang keduanya juga telah diluncurkan di negara lain, termasuk Indonesia dan Turki.


Kedua perusahaan pada awalnya mengatakan, vaksin mereka lebih dari 78 persen efektif, namun uji coba tahap akhir dari vaksin Sinovac di Brasil melaporkan tingkat kemanjuran hanya sebesar 50,38 perseb. Sementara Sinopharm yang merupakan perusahaan milik negara, mengatakan produknya efektif hingga 79,34 persen dalam uji coba.

Operasi penggrebekan dilakukan oleh Kepolisian China di banyak tempat termasuk di ibu kota Beijing, Shanghai dan provinsi timur Shandong. Kementerian Keamanan Publik China juga sedang menyelidiki kejahatan terkait pembuatan dan penjualan vaksin palsu, dan praktik ilegal penipuan dengan kedok vaksin.

Sumber: viva.co.id
Editor: Jandri






 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved